Dewan Pers Sampaikan Tips Pilih Media yang Telah Terverifikasi

  • Kamis, 21 Februari 2019 - 22:50:22 WIB | Di Baca : 1077 Kali

SeRiau - Masyarakat dihadapkan dengan satu pesta besar di bulan April 2019, pemilihan umum (Pemilu) yang meliputi pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) yang akan diselenggarakan secera serentak di seluruh Indonesia.

Namun, hingga saat ini masih banyak informasi ataupun pemberitaan berkembang yang berisi memojokkan satu pihak. Oleh sebab itu, Dewan Pers memberikan sedikit tips agar masyarakt tidak dikelabui oleh media 'abal-abal'.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi Hukum Dewan Pers, Jimmy Silalahi disela-sela Workshop Peliputan Pemilu di Yogyakarta, Kamis (21/02/2019).

Jimmy mengungkapkan, jelang pemilu potensi menggunakan media 'abal-abal' tampak ada. Oleh sebab itu, pihaknya terus membangun dan meliterasi masyarakat agar terhindar dari semua itu.

"Masyarakat itu bagaimana kita bangun supaya cerdas memilih dan memilah media sebagai referensi. Salah satunya kalau mau gampang selain itu (lihat) ada didatanya dewan pers terdaftar sebagai media terverifikasi," ujarnya.

"Yang penting lihat aja media-media, kalau medianya sudah memberitakan suatu yang tidak berimbang, penuh opini, ada i'tikat buruk, fakta dan narasumbernya tidak jelas, sudah tinggalkan saja nggak usah konsumsi," lanjut Jimmy.

Ia menuturkan, masyarakat tidak perlu buang waktu untuk mengkonsumsi media-media yang tidak jelas. Makanya, lanjut dia, terpenting adalah bagaimana mengidentifikasi berita yang disampaikan media itu berimbang.

"Jangan sampai last minute masyarakat dicekoki oleh media-media yang tidak teridentifikasi dan terkategori pers," paparnya.

"Sehingga kalau masyarakat sudah bingung dan gaduh, itu tadi yang saya bilang (akan berpengaruh kualitas pemilu)," sambung dia.

Sebab, modal yang paling dasar untuk sebuah pemilu adalah kondusifitas masyarakat dan kontribusi kondusifitas masyarakat itu salah satunya disumbang dengan berita di media. 

"Jadi ketika masyarakat menerima berita dari media yang nggak jelas, kan kasihan, itu akan berpengaruh dengan kualitas pemilu dan hasil," pungkasnya. (**H)


Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar