Cerita Setnov Tegur Eni Saragih yang Bermanuver Menangkan Airlangga

  • Selasa, 19 Februari 2019 - 22:36:30 WIB | Di Baca : 1150 Kali

SeRiau - Mantan Ketua DPR, Setya Novanto, mengaku pernah menegur eks Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eni Maulani Saragih, karena sering menggelar rapat dengan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.

Rapat itu, kata Setnov, bertujuan untuk menggelar Musyarawah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang agendanya menggantikan dirinya. 

Padahal menurut Setnov, saat itu dia masih berstatus Ketum Partai Golkar meski menjadi tersangka dalam kasus e-KTP.

Hal itu disampaikan oleh Setnov saat bersaksi dalam sidang kasus dugaan suap proyek PLTU Riau 1 dengan terdakwa mantan Mensos Idrus Marham.

"Sebelum saya ditahan, betul jadi saudara Eni sering rapat dengan Airlangga bahkan sudah merencanakan untuk Munaslub, jadi saya tegur (karena) saya masih ketua umum. Waktu itu belum ditahan, kenapa kok belum belum sudah mengadakan ini," kata Setnov dalam persidangan, Selasa (19/2).

Setnov menjelaskan, pada momentum itu situasi politik memanas dan tersiar kabar adanya calon ketum penggantinya, salah satunya adalah Airlangga. Pada akhirnya ia mengaku tak mempermasalahkan keterpilihan Airlangga yang memang duduk sebagai menteri di kabinet Jokowi.

"Memang pada waktu itu ada beberapa, karena kita juga kepada kekuasaan bersama pemerintah jadi pertama memang yang kita lihat punya status menteri itu Pak Airlangga, jadi tepat kalau Airlangga adalah untuk dicalonkan sebagai pengganti saya," katanya.

Akan tetapi yang ia permasalahkan yakni manuver Eni untuk merencanakan Munaslub dengan Airlangga. Padahal Setnov menyatakan ia telah merestui Idrus sebagai Ketum Partai Golkar pengganti dirinya. 

"Jadi Pak Idrus pernah datang saat sebelum saya masuk (tahanan). Saya tanya Pak Idrus apakah minat kalau ada masalah di kemudian hari menjadi Ketum Golkar karena saya harus bicara pihak lain, artinya kepada penguasa. Pak Idrus mengatakan belum siap menjadi ketum, tapi kalau dipercaya jadi Plt mungkin masih bisa karena sementara," kata Setnov.

Teguran Setnov kepada Eni Saragih itu juga pernah disampaikan pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johanes Budisutrisno Kotjo. 

"Bu Eni bilang Pak Novanto marah. Kenapa saya bilang, karena dia (Eni) merapat ke Pak Airlangga. Enggaklah saya rasa," kata Kotjo.

Eni dalam keterangannya di persidangan sempat menyebut Idrus akan menjadi calon Ketum Partai Golkar sehingga meminjam uang kepada Kotjo sebesar USD 3 juta. 

Namun permintaan uang itu batal karena situasi politik berubah, dalam hal ini Idrus tidak menjadi calon kuat Ketum Golkar pengganti Setnov, melainan Airlangga.

Kini, Eni dan Idrus didakwa bersama-sama menerima suap dari Kotjo Rp 4,75 miliar. Idrus diduga menerima suap sebesar Rp 2,25 miliar.

Suap diberikan agar Idrus dan Eni membantu Kotjo mendapatkan proyek PLTU Riau-1. (**H)


Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar