Jangan Sering Begadang, Ini Bahaya Tidur Kurang dari 8 Jam Semalam!

  • Senin, 11 Februari 2019 - 21:46:53 WIB | Di Baca : 2520 Kali

SeRiau - Tidur merupakan bagian dari kebutuhan wajib manusia. Tidur sama halnya dengan makan, jika kebutuhan tidur kita kurang, maka itu akan berpengaruh pada sistem kerja tubuh dan kesehatan.

Masih banyak dan sering sekali kita menemukan orang-orang yang kesulitan tidur hingga mereka tidak memiliki waktu istirahat sesuai anjuran. Hal ini biasanya disebabkan banyak hal, bisa karena kondisi fisik hingga hal-hal yang berkaitan dengan gaya hidup atau lingkungan. Namun, kondisi ini tidak boleh diabaikan begitu saja.

Melansir Science Daily, Senin(11/2/2019), menurut sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam Journal of American College of Cardiology, orang-orang yang tidur kurang dari enam jam dalam semalam mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dan peningkatan risiko kematian dini dibandingkan dengan mereka yang tidur antara tujuh dan delapan jam.

Hal ini terjadi karena kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan risiko aterosklerosis atau penumpukan plak di arteri seluruh tubuh. Kita tahu penyakit kardiovaskular masih menjadi masalah utama yang harus diperangi. Oleh karena itu, banyak cara telah dilakukan untuk mencegah dan mengobatinya, di antaranya menggunakan beberapa pendekatan, termasuk obat-obatan, aktivitas fisik, dan diet.

“Tetapi penelitian ini menekankan bahwa kami harus memasukkan tidur sebagai salah satu senjata yang kami gunakan untuk memerangi penyakit jantung, terlebih lagi tidur merupakan kegiatan yang kita lakukan setiap hari," kata José M. Ordovás, PhD, peneliti di Centro Nacional de Investigaciones Cardiovasculares Carlos III (CNIC).

Selain meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, penelitian ini juga pertama kalinya menunjukkan, tidur yang diukur secara obyektif terkait secara independen dengan aterosklerosis di seluruh tubuh, bukan hanya di jantung.

Penelitian ini telah melibatkan 3.974 karyawan bank di Spanyol dari PESA CNIC-Santander Study, yang dipimpin oleh kepala editor JACC, Valentin Fuster, MD, PhD, menggunakan teknik pencitraan untuk mendeteksi prevalensi dan laju perkembangan lesi vaskular subklinis di sebuah populasi dengan usia rata-rata 46 tahun. Semua peserta ini mengenakan actigraph, perangkat kecil yang terus-menerus mengukur aktivitas atau gerakan, selama tujuh hari untuk mengukur kualitas tidur mereka.

Penelitian ini menemukan, ketika faktor-faktor risiko tradisional untuk penyakit jantung dipertimbangkan, peserta yang tidur kurang dari enam jam adalah 27 persen lebih tinggi kemungkinannya untuk mengalami aterosklerosis di seluruh tubuh dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam. Kualitas tidur ditentukan oleh seberapa sering seseorang terbangun pada malam hari, dan frekuensi gerakan selama tidur yang mencerminkan fase tidur.

Tak hanya itu, penelitian ini juga menemukan tidur lebih dari delapan jam semalam juga dapat dikaitkan dengan peningkatan aterosklerosis. Jadi, tidurlah sesuai dengan saran dan anjuran, tidak kurang dan tidak lebih. (**H)


Sumber: Okezone





Berita Terkait

Tulis Komentar