Dubes China: Pemberitaan Media Tentang Muslim Uighur Tidak Benar

  • Sabtu, 29 Desember 2018 - 17:04:19 WIB | Di Baca : 1083 Kali

SeRiau - Pemerintah China melalui kedutaan besarnya di Jakarta, kembali menanggapi isu tentang kamp detensi muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. Kedubes China menggandeng Pimpinan PusatMuhammadiyah sebagai mitra dialog dalam menentukan sikap pernyataan terhadap publik.

Pada konferensi pers yang digelar di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (28/12), Duta Besar China Xiao Qian mengucapkan terima kasih atas atensi dan peran aktif publik Indonesia dalam membina hubungan baik dengan masyarakat di Negeri Tirai Bambu.

Dalam pertemuan dengan pengurus PP Muhammadiyah, Dubes Xiao mengatakan bahwa pihaknya telah berdialog secara terbuka tentang beragam isu yang memengaruhi hubungan antara China dan Indonesia.

Terutama untuk isu muslim Uighur, Dubes Xiao mengatakan bahwa pihaknya telah menerima dengan baik saran-saran positif yang diberikan oleh pengurus PP Muhammadiyah.

Salah satu saran menyebut bahwa China perlu menjalin komunikasi yang lebih luas dengan komunitas-komunitas muslim, guna membentuk progresivitas dalam menetapkan berbagai kebijakan yang sesuai dengan asas perdamaian, sebagaimana disepakati oleh negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Selain sebagai teman baik, kami juga memandang Indonesia sebagai salah satu negosiator yang baik dalam menanggapi berbagai isu yang berkaitan dengan ekstremisme dan terorisme, kami senang dapat berdialog dengan Bapak Haedar Nashir (ketua PP Muhammadiyah) dan rekan-rekan di sini, membahas tentang beragam hal yang berakar pada semangat perdamaian, keadilan, dan kemajuan zaman," jelas Dubes Xiao.

Terkait kondisi masyarakat muslim di Provinsi Xinjiang, Dubes Xiao meluruskan bahwa hal itu tidak benar. Menurutnya, terjadi salah paham dalam menerima informasi yang beredar di luas di tengah masyarakat, terutama via media sosial.

"China terdiri dari masyarakat yang multikultur dan multibudaya, di mana undang-undang dasar kami menjamin tidak ada pembatasan ruang gerak bagi rakyat untuk menjalankan keyakinannya," jelas Dubes Xiao.

Provinsi yang Damai

Dia juga menambahkan bahwa China kini memiliki sekitar 23 juta penduduk muslim, di mana 14 juta di antaranya berada di provinsi Xinjiang.

Wilayah yang berada di sisi barat daya China itu, menurut Dubes Xiao, memiliki lebih dari 24 ribu masjid, hampir 29 ribu ulama, dan 103 organisasi masyarakat muslim.

"Xinjiang adalah provinsi yang damai. Daripada Anda mendengar 100 kali kabar tidak benar tentang kondisi di sana, lebih baik menyaksikannya langsung. Kami sangat terbuka untuk itu, mulai dari akses, keramahan penduduk, dan banyak lainnya," ujarnya.

Dubes Xiao juga kembali menegaskan bahwa tidak ada kamp detensi, melainkan pusat pendidikan dan pelatihan vokasi. Program tersebut, menurutnya, adalah bentuk komitmen nyata dari pemerintah Xinjiang untuk menjalankan amanah pusat dalam menyejahterakan rakyat. (**H)


Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar