Pastikan Pengrusak Baliho Caleg PDIP Bukan Kader,

Ketua DPC Demokrat Pekanbaru  Penuhi Panggilan Penyidik Polresta, Demokrat Merasa Terzolimi

  • Rabu, 19 Desember 2018 - 21:23:59 WIB | Di Baca : 2840 Kali
Suasana Pemeriksaan Ketua DPC Demokrat Terkait Dugaan Pengrusakan Baleho Caleg PDIP

 

 

 


SeRiau- Diantar Ratusan Kader dan Simpatisan Partai Demokrat Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Pekanbaru Agung Nugroho SE Memenuhi panggilan Penyidik Polresta Pekanbaru, Rabu ( 19/12).

Ketua DPP Partau Demokrat Jansen Sitindaon yang mendampingi Agung dalam Penyidikan  mengapresiasi penyidik yang dilakukan Polresta Pekanbaru.

Dikatakannya saat itu penyidikan berjalan lancar terkait Ketua DPC Kota Pekanbaru Agung Nugroho diperiksa.

"Dia diajukan sebanyak 14 pertanyaan, dikasus rusaknya baliho caleg PDIP bernama Efendi Sianipar, di Tenayan Raya," ucapnya.

Ia menuturkan bahwa saat ini tersangka sudah dua orang, satu orang bernama Sahri Kasdi dan M Alwi.

Ia mengatakan bahwa, kasus yang tidak ada kaitannya sebenarnya dengan kader Demokrat, kemudian dikait-kaitkan.

Dari beberapa pertanyaan menurut dia dapat dipastikan tidak ada kaitannya kader Demokrat dengan rusaknya baliho pak Efendi.

"Tidak ada kaitannya sahabat kami ketua DPC Kota Pekanbaru Agung Nugroho dengan rusaknya baliho milik pak Efendi Sianipar," ujarnya.

Pemanggilan Agung ia melihat terjemahan apa yang disampaikan Wiranto selaku Menkopolhukam sebelumnya, dimana ada kader Demokrat yang diduga terlibat katanya.

Ditegas dia hari ini kader Demokrat sudah dipanggil, dia juga mengatakan ada kader PDIP yang terlibat, namun kapan itu kader PDIP dipanggil dan siapa, pihaknya belum mengetahui sama sekali?

"Kalau kami kan sudah dipanggil, jadi di satu baliho yang rusak di Tenayan Raya itu tersangkanya sekarang sudah ada dua dan kader Partai Demokrat sudah dipanggil dan tidak ada kaitannya," ucapnya.

Sedangkan itu ratusan baliho pihaknya yang rusak di Jalan Sudirman tersangka baru satu orang, itupun yang menangkap satgas partai Demokrat, dan belum ada pengembangan penyidikan yang mengarah siapa yang menyuruh si tersangka itu.

"Siapa master mainnya atau kalau mengikuti kalimat nya pak Wiranto, siapa kader PDIP nya, kalau kita menerjemahkan apa yang disampaikan pak Wiranto kemarin," jelasnya.

Dengan kondisi tersebut, ia meminta peradilan, pasalnya mereka merasa dizolimi, dimana pak Wiranto mengatakan kader Demokrat terlibat sudah dipanggil, padahal tidak ada keterlibatan nya sama sekali.

"Sekarang kami meminta siapa itu kader PDIP dan kapan dipanggil," katanya lagi.

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa kedua orang yang merusak baliho di Tenayan Raya juga bukan kader Demokrat, keduanya tidak punya KTA dan tidak pengurus di badan Partai Demokrat, seperti ditingkat PAC dan lainnya.

"Terkait perusakan kemarin kami memberikan waktu kepada teman-teman penyidik 14 hari untuk mengembangkan proses penyidikankannya, karena kami sadar betul pihak insitusi kepolisian dan ini bukan alat pemuas, dan kami juga tidak ingin dipuaskan," ungkapnya.

Pihaknya hanya meminta penyidikanya kredibel proporsional dan terbuka. Jadi rusaknya balibo di Jalan Sudirman, menurut dia pelakunya bukan satu orang bukan tunggal, dan pasti ada yang menyuruh.

"Kalau kita ingin mencari motifnya segera periksa yang menyuruh itu segera periksa yang memberikan uang itu, karena motif itu ada di sana," bebernya.

Pihaknya punya keyakinan sepenuhnya yang ditangkap tidak punya motif sama sekali, tidak punya niat, dan jika diistilahkan ke pidana tidak punya menstrea.

"Itu adalah jalan protokol yang dilewati presiden RI ke-7 pak Jokowi dan presiden ke-6 pak SBY," katanya.

Menurut dia lagi bahwa SBY sendiri sudah pernah jadi presiden, dari kebiasaanya jika sebuah kepala negara melewati sebuah jalan biasanya itu steril.

"Menjadi aneh menurut kami ada 30 sampai 35 orang berkeliaran melakukan tindak kejahatan merusak baliho tapi tidak bisa ditangkap oleh keamanan," ucapnya.

Dengan kondisi tersebut, ia berharap sebaiknya Polda Riau atau pihak kepolisian Polresta Pekanbaru, melakukan penyelidikan secara serius pasalnya satu baliho rusak tersangka sudah dua semetara ratusan baliho rusak tersangka baru satu

Agung Nugroho Dalam Keterangan Mengatakan bahwa dirinya memastikan tidak ada politik balas Dendam Dalam Demokrat karena sesuai Arahan Ketua Umum Bapak SBY bahwa jangan ada upaya balas dendam bahkan kita diminta menurunkan seluruh atribut kita yang ada diseluruh Pekanbaru" tidak ada DNA Balas dendam di kader Demokrat Pekanbaru" tegasnya.


Ataupun menurutnya ada rekayasa yang disampaikan pihak luar bahwa pengrusakan baleho demokrat dilakukan oleh kader sendiri," tidak benar bahwa kader kami yang melakukan pengrusakan terhadap baleho dan atribut partai terlalu naif itu" ucapnya. (***)





Berita Terkait

Tulis Komentar