PBSI Kembali Keluhkan Skema Jadwal Turnamen BWF

  • Senin, 17 Desember 2018 - 20:19:18 WIB | Di Baca : 1152 Kali

SeRiau - Saat bergulirnya ajang Final Tur BWF 2018 pada 12-18 Desember lalu di Guangzhou, China, tak satu pun penggawa skuat Indonesia lolos ke babak semifinal.

Pada turnamen tersebut pencapaian armada Merah Putih banyak disoroti, terlebih anda putra nomor 1 dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon terpaksa mundur akibat Sinyo mengalami cedera otot leher jelang laga pamungkas penyisihan Grup A.

Terkait pencapaian itu, PBSI menuturkan kondisi yang terjadi dan langkah yang harus diambil jelang memasuki awal tahun 2019 mendatang.

"Memang belum maksimal, tapi ada menang dan kalah itu pasti. Di situasi terakhir kondisi memang kurang baik, awal bagus tapi belakangan kurang konsisten," ungkap Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI di Jakarta, Senin 17 Desember 2018.

Soal cedera yang dialami Marcus, Susy menyebut atlet bulutangkis memang rentan akan cedera, apalagi dengan jadwal pada yang harus diikuti oleh mereka.

"Melihat padatnya jadwal, ini hal yang sulit. BWF khususnya peringkat 10 besar dunia ada 12 pertandingan untuk open turnamen. Kemudian ada tiga multievent dalam setahun, jadi ada 15 pertandingan dan itu wajib. Jika tidak ikut didenda US$5000," tambah Susy.

"BWF harus bijaksana, jangan membebani atlet hanya demi sponsor," jelas Susy. Susy mengungkapkan, idealnya seorang pebulutangkis itu mengikuti 9 turnamen terbuka dan 4 ajang multievent. (**H)


Sumber: VIVA





Berita Terkait

Tulis Komentar