PD Sebut Perusak Baliho SBY Mengaku Disuruh, PDIP Menepis

  • Sabtu, 15 Desember 2018 - 23:23:47 WIB | Di Baca : 1130 Kali

SeRiau - Elite Partai Demokrat (PD) Andi Arief menyebut terduga pelaku perusakan baliho Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga atribut Partai Demokrat (PD) di Pekanbaru, Riau, mengaku beraksi atas perintah pengurus PDIP. Terduga pelaku juga mengaku tidak bekerja sendirian. 

Terduga pelaku bernama Heryd Swanto (22) itu sebelumnya diamankan di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Sabtu (15/12) sekitar pukul 01.45 WIB. Dalam video yang diterima detikcom, lelaki itu sebelumnya diinterogasi oleh kader Demokrat. Ketika ditanya para kader PD, Heryd mengaku disuruh seseorang dari PDIP. 

"Keterangan pelaku perusakan yang ditangkap DPC Demokrat malam tadi menyebut dia disuruh Pengurus PDIP," kata Andi Arief di akun Twitter-nya dan mengizinkan detikcom mengutipnya, Sabtu (15/12/2018).

"Satu regu 7 orang. Mereka dibayar Rp 150 ribu per orang. Yang menyedihkan, pemberi order dari partai berkuasa," imbuhnya.

Kendati demikian, Andi enggan begitu saja memercayai informasi yang diterimanya itu. Mengingat hubungan partainya dengan PDIP selama ini tidak ada 'gesekan'. 

"Info awal itu terlalu gegabah jika dipercaya begitu saja. Selama ini hubungan kami baik. Tugas polisi menyimpulkannya. Tidak ada alasan, pelakunya ada. Beda dengan kasus lain," kata Andi.

Atas tudingan yang dilempar sang pelaku perusakan, PDIP tegas membantah. Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari menilai tudingan kepada partainya itu tidak masuk akal. Apalagi, SBY bukanlah rival Jokowi di Pilpres 2019 ini. 

"Aneh, yang nyapres PS (Prabowo Subianto) kok ngerusak (baliho) Pak SBY. Padahal Pak Beye nggak nyaleg. PDIP masih waras," ujar Eva kepada wartawan.

Senada dengan Eva, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga membantah partainya merupakan dalang di balik perusakan baliho mantan presiden ke-6 RI itu. Hasto menegaskan tindakan perusakan itu tidak sesuai dengan karakter partainya.

Selain itu, menurut Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin itu, Partai Demokrat bukanlah pesaing PDIP pada Pemilu 2019 ini. Dia mengatakan, berdasarkan hasil survei dari sejumlah lembaga, partainya lebih 'beririsan' dengan partai besutan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, yakni Gerindra.

"PDI Perjuangan tidak pernah main sembunyi-sembunyi. Kami selalu di ruang terbuka. Tidak ada untungnya bagi kami merusak atribut partai lain. Apalagi demokrat. Sebab kami tidak punya ilmu merusak. Secara survei, terbukti tidak ada irisan pemilih antara Demokrat dan PDI Perjuangan. Sebab jika elektoral Demokrat turun, larinya ke Gerindra, bukan ke PDI Perjuangan," ujar Hasto. 

Hasto juga menegaskan, PDIP merupakan partai yang menjunjung tinggi kedisiplinan. Dia memastikan bukan kadernya yang mendalangi perusakan yang terjadi Sabtu (15/12) dinihari itu. 

"Apalagi kejadiannya di Riau. Kami tidak sekuat di daerah lain. Ketika Bus Kampanye Demokrat yang eksklusif, lux dan mahal melintas di wilayah yang menjadi basis PDI Perjuangan pun semua aman2 saja. Apalagi di Riau. Jadi mari perangi bersama, para penyusup yang mencoba mengadu domba Partai tersebut," katanya. 

Terkait tudingan PDIP sebagai dalang perusakan itu, hingga kini belum bisa dibuktikan. Polisi juga enggan berkomentar terkait tudingan itu. Heryd sendiri hingga saat ini masih diperiksa secara intensif. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar