Robby Abror Beri Kuliah Umum di Umri Bahas Hoax

  • Sabtu, 15 Desember 2018 - 09:10:50 WIB | Di Baca : 2804 Kali

 

SeRiau - Dr. H Robby Abror MHum yang juga pengurus di Bidang Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah, Jumat (14/12) memberi kuliah umum tentang fenomena hoax yang menjadi salah satu penanda masuknya era post truth. Kegiatan kuliah umum ini diikuti oleh puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (Umri). Tema yang diangkat dalam kuliah umum tentang" Rasionalitas dan Iman di Era Post Truth."Kuliah umum ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor III Umri, dr Taswin Yacob. 

Dikatakan Taswin, dirinya
mengapresiasi kuliah umum yang disampaikan Robby tersebut. Menurutnya, kesempatan ini sangat langka karena materi yang dipaparkan dalam kuliah umum memang diberikan oleh narasumber yang mumpuni. “Semoga kuliah umum ini memberi manfaat bagi kita semua. Seraplah ilmunya untuk memperkaya wawasan kita,” kata Taswin. 

Dihadapan mahasiswa Umri, Robby mengatakan bahwa era post truth merupakan masa dimana tiap orang bebas memproduksi kebenaran. Bahkan, mempercayai bahwa opini yang ia sampaikan itu merupakan sebuah kebenaran. Opini tersebut salah satunya bisa terlihat dari status yang dibuat orang di media sosialnya. Dalam status itu, orang kerap menganggap opininya merupakan sebuah kebenaran. Yaitu kebenaran yang ia yakini benar sendiri. Alhasil, ketika ada orang lain yang berbeda pendapat, kerap dianggap sebagai musuh. Lalu diblokir dari pertemanan di media sosial.Era post truth itu juga mengabaikan rasionalitas dalam berpikir. Padahal, seharusnya rasionalitas yang diharapkan adalah yang tidak mengabaikan iman dalam memproduksi opini. “Karena memproduksi opini tak bisa dihindari. Tiap orang bisa jadi pabrik opini dan menganggap itu kebenaran. Padahal belum tentu benar. Karena seringkali mengabaikan objektivitas sebagai fakta,” katanya

Sehingga rasionalitas yang tidak diterangi cahaya iman malah bisa tergelincir dalam subjektivitas. Kondisi ini bisa disebut juga dengan kebohongan yang melampaui batas. Jika tidak mampu mengantisipasi era post truth ini, maka mahasiswa atau pihak manapun akan mudah tenggelam dalam samudera kebohongan atau hoax. “Karena itu, tugas mahasiswa adalah menjaga rasionalitas dalam nyala iman. Sehingga senantiasa disinari oleh ajaran agama. Rasionalitas jangan dikalahkan emosi, kebohongan dan kepentingan. Artinya rasionalitas harus menjunjung tinggi ajaran ketuhanan sebagai yang maha benar,” tambah Robby. 

Untuk itu, mahasiswa didorong tidak mudah menyerah pada kedangkalan pemahaman akan kebenaran. Karena yang terjadi nanti malah jadi percaya pada mitos-mitos atas kebenaran. Bukan objektivitas sebagai fakta kebenaran. (zal)





Berita Terkait

Tulis Komentar