Pembunuhan Khashoggi, Arab Saudi Tolak Permintaan Ekstradisi Turki

  • Senin, 10 Desember 2018 - 18:20:39 WIB | Di Baca : 1209 Kali

SeRiau - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir menolak permintaan ekstradisi para terdakwa pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi yang dilayangkan Turki.

Adel al-Jubeir mengatakan, "Kami tidak akan mengekstradisi warga negara sendiri."

Pekan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuntut ekstradisi para tersangka dan pada Rabu (05/12) pengadilan di Turki menerbitkan surat perintah penangkapan bagi mantan kepala intelijen Saudi Ahmad al-Assiri dan mantan penasihat keluarga kerajaan Saud al-Qahtani.

Adapun Arab Saudi telah mendakwa 11 orang atas kasus pembunuhan yang terjadi di Konsulat Saudi di Istanbul, Oktober lalu.

al-Jubeir mengkritisi cara Turki berbagi informasi dengan Saudi.

"Otoritas Turki tidak sepenuhnya jujur seperti yang kami harapkan," sebut al-Jubeir, dikutip kantor berita AFP.

"Kami telah meminta pada teman-teman kami di Turki untuk berbagi dengan kami bukti-bukti yang bisa kami gunakan di pengadilan. Kami belum menerima bukti-bukti itu."

Sebelumnya Presiden Erdogan mengatakan perintah pembunuhan Khashoggi datang dari level tertinggi pemerintahan Saudi, kendati tidak secara eksplisit menyebutkan anggota keluarga kerajaan.

Apa yang dikatakan Arab Saudi?

Saudi membantah keterlibatan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam pembunuhan tersebut.

Jaksa penuntut umum Saudi mengatakan Khashoggi dibunuh di dalam konsulat dalam 'operasi liar' yang diperintahkan pejabat intelijen.

Khashoggi dilaporkan disuntik senyawa mematikan, setelah terlibat dalam perkelahian. Jenazahnya kemudian dimutilasi di dalam konsulat dan potongan tubuhnya diserahkan pada "kontraktor lokal" di luar gedung konsulat.

Siapa Jamal Khashoggi?

Khashoggi merupakan jurnalis kenamaan yang kerap meliput peristiwa besar, termasuk invasi Soviet ke Afghanistan dan kebangkitan Osama bin Laden.

Selama puluhan tahun, Khashoggi dekat dengan keluarga kerajaan dan kadang menjadi penasihan pemerintahan.

Tapi ia tidak lagi menjadi favorit dan memilih mengasingkan diri ke AS tahun lalu. Dari sana, dia menulis kolom di Washington Post di mana dia mengkritik kebijakan Putra Mahkota Muhammed bin Salman.

Pada kolom pertamanya, Khashoggi menulis dia takut akan ditangkap akibat pembangkangan dalam rangkaian tindakan keras yang dilakukan sang pangeran.

Di kolom terakhirnya, dia mengkritik keterlibatan Saudi dalam konflik Yaman. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar