Kelompok Egianus Kogoya Rampas Senjata TNI-Polri di Papua

  • Kamis, 06 Desember 2018 - 09:38:27 WIB | Di Baca : 1362 Kali

 


SeRiau - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengklaim hampir semua persenjataan mereka berasal dari rampasan TNI-Polri. Banyaknya jumlah aparat keamanan yang diterjunkan pemerintah Indonesia bahkan dianggap sebagai 'berkah'.

"Bagi kami tentara polisi terlalu banyak kami bilang bawa 'jualan'. Jadi kita akan bunuh, ambil senjata," kata juru bicara TPNPB Sebby Sambom kepada CNNIndonesia.com lewat telepon, Rabu (5/12).

Jawaban Sebby ini menjawab informasi dari pemerintah yang menyebutkan pelaku penyerangan di proyek jembatan Kali Yigi dan Kali Aorak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga memiliki senjata berstandar organisasi The North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Sebby mengklaim bahwa senjata hanya berasal dari rampasan perang mereka dengan TNI-Polri. Kalaupun di luar ada senjata lain, ia mengaku hanya berasal dari peninggalan Belanda dahulu kala.

Sebby menolak mengungkap persenjataan mereka. Namun ia mengatakan jumlah senjata mereka tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit.

"Semua itu kami ambil dari TNI-Polri. Kita bunuh, ambil, bunuh, ambil," ujarnya.

Menurut Sebby, kelompoknya berprinsip dengan satu senjata melawan seribu senjata milik aparat pemerintah.

"Artinya kita 1 senjata bisa bunuh 1.000 tentara Indonesia," ujarnya.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi mengatakan kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membunuh belasan pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua tersebut memiliki senjata ilegal dengan standar militer dan bahkan standar NATO.

Aidi juga menyebut KKB pimpinan Egianus Kogoya itu punya perlengkapan senjata standar militer karena merampas milik anggota TNI-Polri dan pasokan dari luar negeri secara ilegal.

"Dari data laporan intelijen yang kita terima, mereka memiliki senjata api. Senjata standar militer. Jumlahnya puluhan, standar militer, standar NATO," kata Aidi di Jakarta, Selasa (4/12).

Meski begitu, Aidi mengaku belum memiliki informasi rinci seputar kekuatan senjata yang dimiliki kelompok Egianus saat ini.

 

 

 

Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar