Cerita Korban yang Selamat dari Aksi Penembakan KKB di Papua

  • Rabu, 05 Desember 2018 - 08:54:13 WIB | Di Baca : 1331 Kali

 

SeRiau– Kodam Cenderawasih merilis informasi terkait 25 orang pekerja PT Istaka Karya yang ditembaki oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKB) di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. 

Berawal dari tanggal 1 Desember 2018, seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja, karena pekerja memahami di hari itu ada upacara peringatan 1 Desember yang diklaim HUT OPM dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.

Namun justru di hari yang sama, sekita pukul 15.00 WIT, kelompok KKB mendatangi camp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan yang berjumlah 25 orang keluar dan selanjutnya digiring menuju Kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat. Mereka dikawal sekitar 50 orang anggota KKB bersenjata api.

Keesokan harinya, pada Minggu (2/12) pukul 07.00 WIT, seluruh pekerja dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo, di tengah jalan mereka dipaksa berbaris dengan formasi 5 saf dalam keadaan jalan jongkok.

Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, menyebutkan kronologi penembakan pekerja Istaka Karya diketahui dari salah satu korban, Jimmy Aritonang. Jimmy berhasil selamat dan sudah dievakuasi ke Wamena bersama 4 orang pekerja lainnya dengan pesawat helikopter pada Selasa (4/12) sekitar pukul 19.00 WIT. 

Tidak lama kemudian, para KKB dalam suasana kegirangan menari-nari sambil waita (tarian perang) dan berteriak-teriak khas di pedalaman Papua, lantas secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat, dan sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah.

Setelah itu KKB meninggalkan para korban melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo. Dalam aksi brutal itu, 11 orang karyawan yang pura-pura mati berusaha bangkit kembali dan melarikan diri. 

Namun malang, mereka terlihat oleh KKB, sehingga mereka dikejar. 5 orang tertangkap dan digorok oleh KKB dan meninggal di tempat, sementara 6 orang berhasil melarikan diri ke arah Mbua. Saat ini, 2 orang di antaranya belum ditemukan.

Aksi kebrutalan KKB tak berhenti di situ. Pada Senin (3/12) pukul 05.00 WIT Pos TNI 755/Yalet, tempat korban diamankan diserang oleh KKB bersenjata standar militer campuran panah dan tombak.

“Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah pos, sehingga salah seorang anggota Yonif 755/Yalet atas nama Serda Handoko membuka jendela dan langsung tertembak dan meninggal dunia,” kata Aidi, Rabu (5/12).

Kemudian, anggota pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak sejak pukul 05.00 WIT hingga pukul 21.00 WIT. Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada pada Selasa (4/12) pukul 01.00 WIT dini hari, Danpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan. “Saat itulah salah seorang anggota atas nama Pratu Sugeng tertembak di lengan,” kata Aidi.

Pada hari yang sama, Satgas gabungan TNI-Polri berhasil menduduki Mbua dan melaksanakan penyelamatan serta evakuasi korban. “Saksi Jimmy Aritonang menyebutkan 19 pekerja dipastikan meninggal dunia ditembaki oleh KKB di lereng bukit Puncak Kabo,” ucap Aidi. 

 

 

 


Sumber  kumparan





Berita Terkait

Tulis Komentar