Prabowo: Ada yang Saking Takutnya, Katanya Ada Genderuwo Politik

  • Sabtu, 17 November 2018 - 17:35:12 WIB | Di Baca : 1151 Kali

SeRiau - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan bicara politik saat ini seperti jadi hal yang menakutkan. Dia pun menyindir adanya istilah politik genderuwo.

Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo dalam pidatonya di Kampung Sukaraja, Desa Jatisari, Karangpawitan, Garut, Jawa Barat, Sabtu (17/11/2018). Hadir di lokasi Dewan Pembina Partai Gerindra, Rudy Gunawan, yang juga menjabat Bupati Garut.

"Saudara-saudara kumpul di sini pada hari libur, saudara ke sini, pasti karena ada suatu rasa tanggung jawab. Saudara tidak perlu ke sini, ya mungkin ke sini paling 30 orang lah, yang caleg-caleg itu, ya kan. Tapi sebagian dari emak-emak, sebagian dari bapak-bapak, para kiai, para haji, sodara ke sini, ke sini sodara melangkah ke sini itu berarti sodara berpolitik. Apa arti politik? Arti politik dalam ilmu di universitas, di buku, kalau Anda buka ilmu politik, bab pertama, itu dikasih arti dari politik," kata Prabowo.

Menurut Prabowo, politik artinya adalah keinginan memperbaiki kehidupan rakyat. Karena itu seluruh kalangan harus melek dengan politik, termasuk kaum ibu. Namun menurutnya, kini politik jadi sesuatu yang menakutkan.

"Tapi akhirnya arti politik menjadi menakutkan, sampai ada yang saking takutnya, katanya ada genderuwo politik. Tapi saya kira nggak ada lah genderuwo politik kayak apa ya, tampangnya saya nggak tau, tapi oke, stop, jangan bicara terlalu lanjut. Ada TV di sini. Peace, peace," ucapnya. 

Prabowo mengatakan, orang tua pun harus ikut berpolitik karena bertanggungjawab atas kehidupan anak. Jika perekomian negara rusak, sudah pasti akan berdampak pada kehidupan masyarakat. Karena itu, Prabowo mengatakan dirinya maju menjadi capres untuk memperbaiki perekonomian bangsa.

"Saya bersedia bersama saudara Sandiaga Salahuddin Uno, saya bersedia, saya memberanikan diri untuk maju ke rakyat, untuk minta kepercayaan rakyat, untuk minta amanah dari rakyat, untuk minta mandat dari rakyat. Kenapa saya bersedia? Saya bersedia karena saya merasakan bahwa negara kita berada dalam arah yang tidak baik, dalam arah yang keliru, dan data-data yang saya kumpulkan selama belasan tahun, puluhan tahun, semua data yang saya kumpulkan, semua fakta yang saya kumpulkan, semua menunjukkan arah bangsa ini ke arah yang tidak baik," jelas mantan Danjen Kopassus ini.

Istilah politik 'genderuwo' ini dilontarkan Presiden Jokowi saat berpidato dalam acara pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11) lalu.

"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut, yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Masyarakat menjadi, memang digiring untuk ke sana. Dan yang ketiga menjadi ragu-ragu masyarakat, benar nggak ya, benar nggak ya," kata Jokowi. 

"Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Nggak benar, kan? Itu sering saya sampaikan, itu namanya 'politik genderuwo', nakut-nakuti," sambung Jokowi.

Jokowi tak menyebut nama siapa pun dalam pernyataannya ini. Namun tetap saja pernyataan pria yang juga capres nomor urut 01 ini mengundang reaksi dari kubu rivalnya.

Saat Jokowi ditanya, 'politik genderuwo' yang dia maksud adalah cara-cara berpolitik yang menggunakan propaganda yang menakut-nakuti. Politik semacam ini juga menimbulkan keraguan di tengah masyarakat.

"Tadi kan saya sampaikan 'politikus genderuwo' itu cara-cara berpolitik dengan propaganda menakut-nakuti, menimbulkan kekhawatiran, menimbulkan ketidakpastian, terakhir menjadi keragu-raguan masyarakat. Ini cara-cara berpolitik yang tidak beretika seperti ini jangan diterus-teruskan. Setop, setop!" kata Jokowi. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar