Wapres AS ke Suu Kyi: Kekerasan pada Rohingya Tak Bisa Dibenarkan

  • Rabu, 14 November 2018 - 19:00:35 WIB | Di Baca : 1094 Kali

SeRiau - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence bertemu dengan pemimpin de-facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, dalam kunjungan di Singapura. Kepada Suu Kyi, Pence menyebut kekerasan terhadap etnis minoritas muslim Rohingya tidak bisa dibenarkan. 

Seperti dilansir Reuters, Rabu (14/11/2018), dalam pertemuan di sela-sela KTT ASEAN dan Pasifik di Singapura pekan ini, Pence juga mengkritik militer Myanmar atas kekerasan terhadap Rohingya. Dia mengharapkan agar pihak yang bertanggung jawab akan diadili. 

"Kekerasan dan persekusi oleh militer dan kelompok masyarakat yang memicu kaburnya 700 ribu Rohingya ke Bangladesh adalah tanpa alasan," ujar Pence kepada Suu Kyi dalam pertemuan singkat yang disaksikan media itu. 

"Saya cemas menanti perkembangan yang Anda lakukan dalam mengadili pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kekerasan yang membuat ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal dan menciptakan penderitaan seperti itu, termasuk hilangnya nyawa," imbuhnya.

Pence mengatakan, otoritas AS menanti perkembangan soal pemulangan warga Rohingya secara sukarela ke Rakhine, Myanmar bagian barat dari kamp pengungsian di Bangladesh bagian selatan yang kini mereka tinggali. 

Otoritas AS telah menuduh militer Myanmar melakukan praktik pembersihan etnis terhadap Rohingya. Tim pencari fakta yang dimandatkan PBB juga menuding militer Myanmar melakukan operasi pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran dengan 'niat genosida'.

Dalam pernyataannya, Myanmar menyebut operasi di Rakhine merupakan respons yang sah terhadap serangan militan Rohingya pada pasukan keamanan Myanmar, Agustus 2017.

"Tentu orang-orang memiliki sudut pandang berbeda tapi intinya adalah Anda seharusnya mengubah sudut pandang ini dan mencoba saling memahami dengan lebih baik," ucap Suu Kyi menanggapi Pence.

"Dengan kata lain, kita bisa mengatakan bahwa kita memahami negara kita lebih baik dari negara lain dan saya yakin Anda akan mengatakan yang sama soal negara Anda, bahwa Anda memahami negara Anda lebih baik dari orang lain," imbuhnya. 

Pekan ini, Amnesty International mencabut penghargaan HAM bergengsi yang pernah diberikan kepada Suu Kyi. Penghargaan bernama 'Ambassador of Conscience Award' itu dicabut karena Suu Kyi dianggap mengkhianati nilai-nilai yang pernah dipegangnya.

"Kami sungguh kecewa karena Anda tidak lagi mewakili simbol harapan, keberanian dan membela HAM tanpa syarat. Amnesty International tidak bisa membiarkan status Anda sebagai penerima Ambassador of Conscience terus berlanjut dan dengan kesedihan besar, kami dengan ini mencabutnya dari Anda," demikian pernyataan Sekjen Amnesty International, Kumi Naidoo, dalam surat untuk Suu Kyi. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar