PDIP soal Jokowi vs Sandi: Prabowo Mulai Kehilangan Kepercayaan Diri

  • Selasa, 13 November 2018 - 17:27:33 WIB | Di Baca : 1352 Kali


SeRiau - Persaingan politik antara capres nomor urut 01, Joko Widodo dengan cawapres 02, Sandiaga Uno terus tersaji. Mulai dari perang istilah kontroversial, gimmick, hingga lobi-lobi tokoh terus dipertontonkan keduanya. Harapannya tidak lain demi meraih simpati publik.

Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Ahmad Basarah menyatakan, persaingan yang tidak sepadan ini sudah dihembuskan oleh kubu Prabowo-Sandi sejak awal, melalui Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief. Andi Arief saat itu menyebut Prabowo malas berkampanye dibandingkan dengan Sandi yang lebih rajin turun ke bawah. 

“Pendapat itu kan dimulai dari pernyataan Pak Andi Arief yang mengatakan Pak Prabowo malas, yang jalan kampanye cuma cawapresnya. Nah, semestisnya pertanyaan ini harus bermula dari sumbernya dulu, apa penjelasan lebih lanjut dari Pak Andi Arif yang mengatakan bahwa Pak Prabowo malas,” kata Basarah di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/10).

Menurut Basarah, jika dalam pilpres ini Sandi lebh ditonjolkan untuk menyaingi Jokowi, maka ia menduga Prabowo mulai kehilangan kepercayaan diri untuk tampil di hadapan publik. 

“Berarti kan ada dugaan Pak Prabowo sendiri mulai kehilangan kepercayaan diri untuk tampil di publik, sehingga dia mengambil strategi untuk lebih memunculkan Pak Sandi kepada publik yang dengan harapan tentu saja barang kali Pak Sandi akan lebih banyak memiliki daya tarik untuk mendulang suara dari masyarakat,” ucap Wasekjen PDIP itu. 

Meski begitu, Basarah enggan mengomentari lebih jauh fenomena politik pilpres ini. Yang jelas, pasangan yang diusungnya telah siap mengikuti aturan main yang telah ditetapkan KPU. Bahkan, pembagian titik-titik lokasi kampanye telah dibagi rata ke seluruh paslon dan tim kampanye seusai segmentasi pemilih. 

Menurut Basarah, strategi gotong royong ini dianggap efektif untuk meraih suara sebanyak-banyaknya. Ia pun menejelaskan mengapai TKN mengutamakan kerja gotong royong, sebab PDIP tidak mengambil capres cawapres PDIP, tidak mengambil ketua TKN dari PDIP. 

“Kita share, ada semacam pembagian tugas di antara komponen-komponen bangsa yang lain, wapresnya kita ambil dari kalangan ulama, ketua TKN-nya kita ambil dari kalangan profesional. Jadi kami tidak serakah mengambil semua posisi-posisi penting itu dari satu tubuh partai saja, sehingga semua kami bekerja dengan perasaan riang gembira,” tutupnya.

 

 

 

Sumber kumparan





Berita Terkait

Tulis Komentar