AHY: Hanya Gerindra dan PDIP yang Diuntungkan di Pilpres 2019

  • Ahad, 11 November 2018 - 21:29:26 WIB | Di Baca : 1191 Kali

SeRiau - Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyebut dalam pemilu serentak 2019 mendatang, partainya tidak akan berharap pada efek ekor jas dari pasangan Prabowo-Sandi. Agus menegaskan, Demokrat punya strategi sendiri.

"Tidak (bergantung pada efek ekor jas), kami punya strategi sendiri, kalau bergantung pada coat tail effect itu berarti kita terlalu berharap. Hope is not strategi," kata AHY usai pembekalan caleg Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Minggu (11/11).

Menurut AHY, dibanding berharap, partainya lebih memilih untuk menjalankan stategi internal. Hal ini, kata AHY, dikarenakan menurut survei hanya akan ada dua partai yang diuntungkan mendapatkan efek dari kandidat Capres-Cawapres.

"Kalau hanya berharap ada coat tail effect dari pencapresan saya pikir berlebihan, karena dibuktikan juga dari berbagai survei hanya ada ada dua partai yang diuntungkan dari pencapresan ini. Yakni PDIP tentunya karena punya Jokowi dan Gerindra yang punya Prabowo. Itu realitanya yang harus dihadapi oleh partai-partai lainnya," ujar AHY.

Dengan demikian, Demokrat memiliki stategi sendiri untuk menyongsong pemilu mendatang. Stategi tersebut disebut dilakukan agar caleg-caleg Demokrat sukses dapat mendapatkan kursi di Senayan.

"Setiap partai tentunya punya kedaulatan dan kebijakan partai masing-masing, kami tidak akan bongkar di sini. Yang jelas pda akhirnya kami ingin yakinkan caleg Demokrat sukses berhasil dapatkan kursi di Senayan," imbuh AHY.

"Kami juga punya kebersamaan dengan Paslon yang kita usung itu sudah pasti. Tapi juga harus dibedakan, bagaimana memenangkan caleg dan menyukseskan di Pilpres," pungkas AHY.

Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono menyebut partai Demokrat bukanlah partai genderuwo. Menurutnya, Demokrat dalam pemilu mendatang ingin memainkan peran sebagai partai yang cerdas, bukan memainkan politik menakut-nakuti seperti yang pernah disindir oleh Capres nomor urut 01, Joko Widodo.

"Maksudnya saya ingin bilang partai Demokrat bukan partai genderuwo, Demokrat ingin memainkan politik yang cerdas, politik yang membangun dan politik yang ingin mengajak pada masyarakat ada opsi-opsi kok, ada partai-partai yang lain, bukan hanya dua partai PDI Perjuangan dan Gerindra," kata Ibas.

Ibas juga menyinggung terkait kader partainya yang belum tentu 100 persen mendukung pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres mendatang. Menurut Ibas, kondisi tersebut juga terjadi di partai-partai lainnya, tidak hanya di Demokrat.

"Apakah partai PDI Perjuangan dan Gerindra 100 persen kadernya atau simpatisannya juga akan mendukung hal (calon) yang sama? Belum tentu, kembali ke masing-masing pribadi kan, dateng ke bilik. Boleh mereka menggerakkan, mengatasnamakan PDIP atau Gerindra akan memilih capres kami. Tapi saya tanya balik dari partai koalisi pak Jokowi partai koalisi pak Prabowo, apakah akan tetap memilih pak Prabowo atau pak Jokowi juga, belum tentu. Apalagi partai Demokrat yang sangat demokratis, ya," ujar Ibas. (**H)


Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar