Gerindra Soal Politik Sontoloyo: Jokowi Jangan Buat Kegaduhan Baru

  • Kamis, 25 Oktober 2018 - 06:14:54 WIB | Di Baca : 1084 Kali

SeRiau - Gerindra menegaskan istilah 'politik sontoloyo' yang diungkap oleh Presiden Joko Widodo bukan cara politik mereka. Gerindra pun meminta Jokowi untuk tidak membuah kegaduhan baru.

"Yang jelas kami menegaskan kami tidak ada yang memecah belah, tidak ada kami yang mengadu domba, tidak ada kami melontarkan kebohongan, karena itu pak Jokowi jangan mengeluarkan pernyataan menimbulkan kegaduhan baru," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade saat dihubungi, Rabu (24/10/2018) malam.

Andre meminta Jokowi untuk menunjuk hidung pihak yang masuk dalam kategori 'politik sontoloyo'. Pasalnya, menurut Andre, Jokowi seolah-olah ingin membangun narasi bahwa oposisi lah yang kerapkali membuat kegaduhan dan politik adu domba.

"Ya kalau ada memang yang memfitnah, yang mengadu domba, saya rasa pak Jokowi tinggal ungkap ke publik siapa sih yang memfitnah, apa yang difitnah, adu dombanya apa sehingga tidak menjadi mispersepsi, supaya tidak ada kegaduhan baru," tutur Andre.

"Jangan pak Jokowi membangun narasi seakan-akan oposisi itu fitnah, kegaduhan, mengadu domba. Itu berbahaya narasi itu, seakan-akan menuduh, kan terkesan, terindikasi, bahwa oposisi melakukan yang namanya adu domba, melakukan pecah belah, itu kan bahaya," lanjutnya.

Andre juga menilai Jokowi tak seharusnya menyampaikan istilah sontoloyo. Sebab, jika merujuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia, Andre menyebut kata itu bermakna makian.

"Ya patut kita sayangkan, Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang harusnya memberikan teladan kepada bangsa dan negara ini, mengeluarkan pernyataan tidak baik, mengeluarkan diksi yang tidak baik, yang tidak tepat, untuk rakyat. Karena sontoloyo itu kan kalau di Kamus Besar Bahasa Indonesia, itu cenderung kata makian," imbuhnya.

Jokowi sebelumnya telah mengungkapkan soal alasan dirinya mengeluarkan istilah 'politik sontoloyo'. Jokowi mengaku kesal dengan kondisi perpolitikan nasional yang diwarnai oleh politik adu domba dan fitnah.

Karena kesal terhadap cara politik kotor itulah akhirnya Jokowi mengaku kelepasan mengeluarkan istilah 'politik sontoloyo'. Dia sendiri menegaskan tidak pernah sebelumnya mengeluarkan istilah itu.

"Inilah kenapa kemarin saya kelepasan, saya sampaikan 'politikus sontoloyo' ya itu. Jengkel saya. Saya nggak pernah pakai kata-kata seperti itu. Karena sudah jengkel ya keluar. Saya biasanya ngerem, tapi sudah jengkel ya bagaimana," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/10). (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar