Bilang Politisi Sontoloyo, Jokowi Ngaku Kelepasan Karena Sangat Jengkel

  • Rabu, 24 Oktober 2018 - 22:54:20 WIB | Di Baca : 1134 Kali

SeRiau - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka pertemuan pimpinan Gereja dan Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Agama Kristen Seluruh Indonesia. Acara digelar di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/10).

Saat memberikan sambutan, Jokowi lagi-lagi menyinggung soal politikus sontoloyo. Jokowi mengaku terlalu kesal sehingga belakangan ini kerap menyebut politikus sontoloyo.

"Kemarin saya kelepasan, saya sampaikan politikus sontoloyo. Ya itu, jengkel saya. Saya enggak pernah pakai kata-kata seperti itu. Karena sudah jengkel, ya keluar. Saya biasanya ngerem tetapi sudah jengkel ya bagaimana," jelas Jokowi.

Kekesalan Jokowi lantaran politikus acap kali menggunakan cara-cara tidak beretika dan tak beradab saat berkontestasi di pesta demokrasi. Cara tidak beradab yang dimaksud adalah menggunakan isu SARA, mengadu domba, fitnah, dan menebar kebencian.

Padahal, kata Jokowi, pendiri bangsa Indonesia tidak pernah mengajarkan tentang adu domba dan saling memecah belah rakyat dalam merebut kekuasaan.

"Dimulai dari urusan politik yang sebetulnya setiap lima tahun pasti ada. Dipakailah cara cara politik adu domba, cara cara politik memfitnah, cara cara politik memecah belah hanya untuk merebut sebuah kursi, sebuah kekuasaan," kata Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini menyebut, sebetulnya Indonesia sangat menjunjung tinggi perbedaan dan kebhinekaan. Buktinya, selama 73 tahun Indonesia merdeka seluruh rakyat Indonesia masih hidup berdampingan di tengah keberagaman agama, suku, bahasa, adat dan budaya.

Namun, karena pesta demokrasi rakyat diadu domba dan dipecah belah. "Masalah kebhinekaan kita selesai, nggak ada yang mempermasalahkan. Para founding father pendiri bangsa ini sudah rampung dan nilainya, yang menilai kan dari luar, nilainya A. kalau di Perguruan Tinggu itu cum laude. Tapi ini gara gara Pilbup, Walkot, Pilgub, dan Pilpres," ujarnya.

Jokowi mulai menyindir politikus sontoloyo saat membagikan 5.000 sertifikat tanah untuk warga di Lapangan Bola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (23/10). Ucapan tersebut bertujuan mengingatkan para politikus agar menggunakan cara-cara sehat saat berkontestasi di Pemilu 2019.

Jokowi menginginkan, kontestasi politik diwarnai adu gagasan dan program. Bukan justru saling mengadu domba, memecah belah, dan menebar kebencian. (**H)


Sumber: Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar