Demokrat: Teori Peluru Nyasar di DPR Tak Masuk Akal

  • Rabu, 17 Oktober 2018 - 18:37:10 WIB | Di Baca : 1170 Kali

SeRiau - Lima ruang kerja anggota DPR tertembus peluru. Terakhir, peluru itu ditemukan di lantai 9 Gedung Nusantara I DPR. Polisi menyimpulkan dua temuan awal berasal dari insiden peluru nyasar saat latihan di Lapangan Tembak Senayan, yang hanya berjarak sekitar 400 meter dari Nusantara I.

Dua PNS Kemenhub yang saat itu sedang berlatih menembak di Lapangan Tembak -- 400 meter dari gedung DPR -- dengan pistol pinjaman sudah ditetapkan sebagai tersangka. IAW (32) dan RMY (34) mengggunakan senjata merek Glock 17 dan Akai Custom 1911.

Namun, insiden peluru nyasar ini dipertanyakan anggota DPR Fraksi Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin. Menurutnya, teori peluru nyasar yang disimpulkan polisi tidak masuk akal.

"Ada sekitar lima ruangan tempat peluru-peluru yang ditembakkan bersarang. Sehingga kami bertanya-tanya, apakah masuk akal dikatakan sebagai peluru nyasar? Apakah mungkin peluru menyasar sejauh 400 meter kurang lebih dari lokasi penembakan?" ujar Didi dalam keterangan tertulis, Rabu (17/10). 

"Nyasarnya ke atas gedung tinggi pula? Nyasar ke lima ruangan. Patut kita curiga memang tembakan itu dengan sengaja dan penuh kesadaran telah diarahkan dan dibidik," tegasnya.

Kelima ruang kerja anggota DPR itu adalah ruang kerja Politikus Gerindra Wenny Warouw, ruang kerja Politikus Golkar Bambang Heri Purnomo, ruang kerja Politikus PAN Totok Daryanto, juga ruang kerja dua Politikus Demokrat, Vivi Jayabaya dan Khotibul Umam Wiranu. 

Menurut Didi, jika benar peluru-peluru itu salah sasaran akibat latihan menembak, tak sepatutnya menyasar hingga 400 meter. Sebab, kata dia, sepuluh meter salah sasaran dari titik bidikan sudah terlampau jauh.

"Sekali lagi, masuk akalkah nyasar 400 meter ke banyak tempat atau ruangan? Hemat saya tidak masuk akal. Yang sangat mungkin adalah penembakan dengan kesadaran dan kesengajaan penuh. Entah itu karena iseng-iseng atau ada motif tertentu," tuturnya. 

Didi pun meminta polisi segera mengusut tuntas kasus ini dan menyeret pelaku hingga ke meja hijau. Dan, terlepas dari insiden ini, Didi menilai sudah saatnya gedung parlemen mendapat pengamanan optimal. Sebab, terdapat ribuan orang dari beragam unsur yang bekerja DPR dan harus dilindungi nyawanya.

"Di sini ada 560 anggota dewan dan ratusan karyawan yang bekerja setiap hari, belum lagi undangan dan pengunjung lain yang jumlahnya cukup besar setiap hari. Sehingga dapat dipastikan di kawasan gedung DPR ini bisa ribuan orang ada di sini setiap hari kerja. Berapun jumlahnya, apapun jabatannya tidak satu nyawapun boleh terancam," sebut Didi.

"Saya tegaskan, saya sepenuhnya menolak teori peluru nyasar, oleh karenanya sekali lagi meminta polisi mengusut tuntas. Bisa itu orang iseng, atau penembakan dengan motif tertentu. Keduanya tetap biadab, sebab nyawa yang jadi pertaruhan," pungkasnya. (**H)


Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar