SeRiau - Kelompok masyarakat yang menamankan Garda Nasional untuk Rakyat (GNR) Jawa Barat, melaporkan Ratna Sarumpaet dan kubu Prabowo Subianto karena telah menyebarkan kebohongan.

Ketua GNR Jabar Ahmad Dhohir, menuturkan Ratna menyebut dirinya sempat mengalami penganiayaan di Bandung, itu membuat resah masyarakat Jabar.

"Ini suatu kerugian buat Jawa Barat khususnya Kota Bandung yang sedang kondusif. Apalagi sekarang momennya momen politik," ungkapnya, Senin (8/10/2018).

Selain melaporkan Ratna Sarumpaet, mereka juga melaporkan orang-orang turut ikut menyebarkan berita pengeroyokan tersebut.

Ada 21 orang yakni Prabowo Subianto, Fadli Zon, Rachel Maryam, Rizal Ramli, Nanik Deyang, Ferdinand Hutahaean, Arief Puyono, Natalius Pigai, Fahira Idris.

Kemudian Habiburokhman, Hanum Rais, Said Didu, Eggy Sudjana, Captain Firdaus, Dahnil Azar Simanjuntak, Sandiaga Uno, Beni Kaharman, Suginur Raharja, Andre Rosyade, dan Habib Novel Bakmukmin.

"Kita juga ingin melaporkan yang turut menyebarkan berita bohong tersebut," ungkapnya.‎

Dhohir juga turut membawa sejumlah barang bukti yang di antaranya beberapa hasil print soal pemberitaan penganiayaan Ratna di media.

Namun begitu dalam laporannya mereka diarahkan ke Direktorat Reserse Umum Polda Jabar. Laporan mereka diterima, tapi hanya sebagai aduan masyarakat.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Umar Surya Fana mengatakan ‎laporan tersebut akan dilimpahkan ke Polda Metro Jaya, Jakarta.

"Kita terima dan kita telaah (laporannya). Namun kalau pokok permasalahannya adalah pokok hoaks yang kemarin, itu mungkin akan kami terima lalu kami serahkan ke Polda Metro," ujar Umar.

Pelimpahan tersebut, dilakukan karena kasus hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet sendiri, telah di tangani di Polda Metro Jaya. ‎Bahkan Polda Metro telah menetapkan Ratna sebagai tersangka. Kini Ratna sendiri, berada di ruang tahanan Polda Metro. (**H)

Sumber: Okezone