Ngabalin vs Gubernur Sulteng Soal Penanganan Gempa Palu

  • Ahad, 07 Oktober 2018 - 23:27:40 WIB | Di Baca : 1240 Kali

SeRiau - Tenaga Ahli Utama di kantor staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin melontarkan kritikan kepada Gerindra dan juga kadernya yang menjadi Gubernur Sulteng Longki Djanggola perihal penanganan gempa Palu. Longki yang dianggap pasif, mempertanyakan balik argumen Ngabalin.

Ngabalin menyindir Gerindra dan Longki, sebagai bentuk counter dari pernyataan Gerindra yang menyatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo lamban dalam menangani gempa Sulteng. Menurut Ngabalin, seharusnya Gerindra dan Longki juga harus terlibat lebih aktif.

"Apa Muzani (Sekjen Gerindra) lupa? Yang dibutuhkan itu juga motivasi kalian kepada Gubernurnya yang orang Gerindra itu. Dia itu Ketua Gerindra Sulawesi Tengah. Jangan Pasif dalam situasi seperti itu," kata Ngabalin kepada wartawan, Minggu (7/10/2018).

Ngabalin menyoroti Longki yang tak hadir di tengah masyarakat saat masyarakatnya sendiri sangat membutuhkan kehadirannya. Politikus Golkar ini menunjukkan video berisi rekaman suasana masyarakat mengeluh, meminta Gubernur Sulteng dan Wali Kota Palu hadir. Seharusnya, para kepala daerah itu turun ke masyarakatnya dan memberikan motivasi supaya kuat menghadapi keadaan bencana. Apakah benar Longki Djanggola tak hadir di tengah masyarakatnya yang sedang dirundung bencana?

"Iya, itu nyata, bukan bercanda. Kota itu menjadi kota mati. Kenapa penduduknya pada eksodus besar-besaran? Karena mereka tidak mendapat kepastian dari kepala daerahnya," tutur Ngabalin.

Justru, kata Ngabalin, Presiden Jokowi yang kemudian hadir ke tengah warga Sulteng. Maka lebih baik Gerindra mengkritik kadernya yang jadi Gubernur Sulteng itu daripada mengkritik pemerintah yang sedang menangani bencana.

"Kenapa masyarakat begitu beringas membongkar toko ke sana ke mari? Karena tidak ada perintah dari Kepala Daerahnya agar kios itu buka kemudian nanti diperintahkan Satpol PP dan aparat untuk menjaganya. Jangan sampai orang beringas," kata Ngabalin.

Dimintai konfirmasi soal pernyataan Ngabalin, Longki membantah mentah-mentah dia pasif dalam masa tanggap darurat. "Terima kasih buat Pak Ali. Jangan cuma ngibul saja. Apa indikatornya saya pasif menangani bencana?" kata Longki.

Longki balik mempertanyakan pengetahuan Ngabalin mengenai mekanisme penanganan bencana. Dia meminta Ngabalin langsung bertanya ke Kepala BNPB Willem Rampangilei yang terlibat dengannya dalam penanganan pasca gempa dan tsunami di Sulteng.

"Tolong klarifikasi ke Kepala BNPB bapak Willem yang sejak hari pertama bersama saya di Palu. Dan tolong tanyakan ke juru bicara Pemda Sulteng saudara Haris Karimin, apa saja yang kami sudah lakukan bersama Kepala BNPB dan satgas penanggulangan bencana (sekarang Pankosatgasgappud) Mayjen Tri," ujar Longki.

Longki juga dibela Gerindra. Partai utama pendukung pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno juga ikut membawa-bawa Jokowi sebagai perbandingan.

"Pertanyaannya, Bang Ngabalin sudah berapa kali ke ke Palu? Kan baru sekali. Makanya nggak tahu bagaimana Pak Longki bekerja pagi, siang dan malam melayani rakyatnya yang tertimpa musibah gempa dan tsunami," ujar anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade.

Andre bicara soal kerja Longki yang disebutnya tanpa pencitraan. Dengan terpaksa, klaim Andre, karena pernyataan Ngabalin tersebut, dia lalu membandingkan kerja Longki dengan Presiden Joko Widodo. 

"Bedanya Pak Longki nggak pencitraan bawa media seperti Pak Jokowi yang membangun pencitraan supaya terlihat bekerja tapi hasilnya tidak dirasakan masyarakat," kata Andre. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar