Fadli Zon Duga Penganiayaan Ratna Sarumpaet Bermotif Politik

  • Selasa, 02 Oktober 2018 - 16:32:36 WIB | Di Baca : 1329 Kali

 

SeRiau - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menduga ada motif politik di balik penganiayaan yang dialami aktivis Ratna Sarumpaet. Apalagi, sambungnya, Ratna disebut merupakan bagian dari tim juru kampanye nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk Pilpres 2019.

"Ya saya tidak tahu, tapi dalam hari-hari seperti sekarang, mana ada yang tidak terkait dengan politik sih. Ya kan," kata Fadli di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (2/10). 

Meski tidak mengetahui ada ancaman terhadap Ratna sebelum kejadian, namun Fadli menyebut perempuan itu sebagai sosok yang vokal dan kritis. Sikap itu, kata Fadli, wajar dalam iklim demokrasi. 

"Demokrasi biasa-biasa saja untuk menyampaikan pandangan dan pendapat dan tapi tidak boleh ada satu eksekusi dengan tindakan-tindakan fisik yang brutal, biadab dan keji," kata Fadli.

"Menurut saya dan itu tentu saja menjadi ancaman untuk demokrasi kita, menjadi ancaman juga bagi pemilu damai kita, karena Mbak Ratna juga tidak bisa dipisahkan sebagai salah satu seorang jurkamnas," sambung Fadli yang juga dikenal sebagai Wakil Ketua DPR RI tersebut.

Fadli menuturkan dari informasi yang didapatkannya, Ratna dianiaya sekitar sepekan lalu di tempat parkir mobil bandara di Bandung. 

Ratna disebut dianiaya dua sampai tiga orang laki-laki. Namun, Fadli mengaku tidak tahu secara detail kronologi peristiwa penganiayaan tersebut. 

Untuk itu, Fadli mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi atas peristiwa ini. Sampai sekarang, dia mengaku belum mengetahui rencana Ratna untuk melaporkan penganiayaan tersebut ke kepolisian.

Saat ini, Ratna disebut sedang memulihkan trauma dan menenangkan diri setelah perisitiwa penganiayaan yang dialami.

"Mbak Ratna sebenarnya ingin ini tidak terekspos dulu karena beliau ingin meneguhkan diri dulu," katanya.

Sementara itu, kepolisian di Bandung menyatakan sejauh ini belum menerima laporan soal penganiayaan ini.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Barat Komisaris Besar Trunoyudho Wisnu Andiko mempertanyakan waktu dan tempat kejadian perkara (TKP) tindak penganiayaan tersebut.

"Belum ada laporan. Kapan dan di mana?" kata Trunoyudho saat dikonfirmasi soal kasus penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet itu, Selasa (2/10).

Putra sulung aktivis Ratna Sarumpaet, Mohamad Iqbal mengonfirmasi soal penganiayaan yang dialami ibunya oleh orang-orang tak dikenal di Bandung.

"Iya, seperti itu," jawab Iqbal saat ditemui di rumah Ratna, Jalan Kampung Melayu Kecil No. 24, Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Selasa (2/10).

Meski begitu, Iqbal enggan merinci lebih detail kejadian yang dialami sang ibu. Dia mengaku dilarang Ratna menceritakan soal kepada siapa pun. Perihal tujuan dan agenda Ratna pergi ke Bandung kala itu, Iqbal juga mengaku tidak tahu.

Iqbal mengaku saat ini Ratna sedang tidak berada di rumah. Dia pun memperkirakan Ratna baru pulang pada sore hari.

"Kemungkinan sedang berobat," katanya.

Iqbal lantas masuk kembali ke dalam rumah. Dia enggan meladeni pertanyaan wartawan.

Suasana di rumah Ratna sendiri sepi. Pantauan CNNIndonesia.com, pintu rumah Ratna tertutup rapat. Begitu pula pintu samping akses mobil untuk masuk. Tidak diketahui apakah ada tamu yang menjenguk Ratna atau tidak.

Tak lama kemudian, tampak seorang pria keluar dari rumah Ratna. Dia enggan merinci kondisi Ratna. Pria berambut panjang itu hanya mengatakan Ratna sedang tidak bisa diganggu. Dia lantas pergi meninggalkan rumah Ratna menggunakan sepeda motor.

 

 

 

 

Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar