SeRiau - Korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, saat ini membutuhkan bantuan secepatnya untuk kebutuhan pangan, air bersih, tenda hingga obat-obatan. Kondisi korban gempa di posko darurat miris karena jumlah bantuan masih minim.

"Banyak warga luka-luka. Mereka butuh selimut, anak-anak butuh obat-obatan. Air minum juga warga andalkan sumber daya sendiri, belum ada bantuan dari pemerintah," kata salah seorang warga Palu, Afdal dalam wawancara dengan tvOne, Minggu, 30 Agustus 2018.

Afdal menyebut seperti untuk tenda sementara warga mendapatkan tenda terpal dari pedagang minuman air kelapa. Kondisi ini yang membuat miris warga karena hanya mengandalkan terpal. Saat ini, warga terpencar untuk mencari tempat mengungsi sementara.

"Saya dan keluarga mengungsi di desa atas gunung, desa Lero atas. Ada juga yang sementara di mesjid," tutur Afdal.

Laporan reporter tvOne, Syamsul Maarif langsung dari Palu, kondisi warga masih terus berjuang mencari anggota keluarganya yang belum ditemukan. Pencarian korban ini dengan alat yang sederhana karena bantuan minim.

Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPBV), jumlah korban meninggal dunia akibat gempa hingga Sabtu siang, 29 September 2018, sedikitnya 384 korban jiwa. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah. Adapun korban luka-luka sudah menembus 540 orang. (**H)

Sumber: VIVA