Warga Palu Sebut Ombak Meninggi, Jalan Retak Pasca-Gempa

  • Jumat, 28 September 2018 - 19:25:21 WIB | Di Baca : 1138 Kali



SeRiau - Warga yang terimbas gempa Donggala, Palu, menyebut lindu terjadi di sekitar Donggala, Sulawesi tengah, menyebabkan tanah retak dan ombak meninggi di Palu, Sulawesi Tengah.

"Saya kan enggak terlalu jauh dari laut, air tuh sampai naik," ucap Daniel, warga Palu, saat dihubungi oleh CNN Indonesia TV, Jumat (28/9) sore.

"Ombak itu bukan tsunami tapi, mungkin efek guncangan," imbuhnya.

Sebagai bukti, ia menyebut kantor Pertamina, yang berhadapan langsung dengan pantai di Palu, Sulteng, sempat tertelan gelombang.

"Petugas Pertamina barusan lewat, dia kena hantaman ombak," aku Daniel.

Selain berdampak pada gelombang laut, ia menyebut gempa itu membuat tanah di sekitar tempat tinggalnya retak.

"Tanah di sekitar saya retak semua," ucapnya.

Di samping itu, gempa Donggala juga disebut membuat listrik mati total. Ia juga mengaku bahwa sinyal telepon seluler sulit didapat saat gempa.

Hingga saat ini, aku Daniel, gempa masih terus terasa. "Kadang terasa lebih kecil, atau malah lebih kuat, atau sama saja," aku dia.

Lari ke Gunung

Ia menambahkan bahwa rangkaian gempa itu membuat warga Palu berhamburan menuju tempat yang lebih tinggi demi menyelamatkan diri dari potensi tsunami.

"Semuanya keluar rumah dan pada takut akan terjadi tsunami dan mungkin kota ini kehilangan warga lari ke gunung semua," ungkap dia.

Terpisah, Dirga Maulansyah, warga Luwu Timur, Sulsel, menyebut warga sempat berhamburan keluar rumah saat gempa mulai mengguncang.

"Sekitar pukul 6 sore, warga bersiap di masjid. Ketika terasa ada gempa, warga berhamburan, saya juga, ke jalan. Terasa sekali dan ikut bergoyang," tuturnya.

Dia juga menyebut sempat terjadi gangguan sinyal ponsel pada saat gempa sedang berlangsung.

"Sekarang masih aman, sudah seperti biasa," ucapnya.

Sejauh ini, katanya, warga cukup mendapat informasi soal gempa melalui penguman di sejumlah masjid.

"Beberapa mesjid mengumumkan kepada warga agar tetap wasapada gempa yang berpotensi tsunami. Tapi ternyata [peringatan dini tsunami] sudah dibatalkan," imbuh Dirga.

Diketahui, rangkaian gempa menerjang Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9). Rangkaiannya dimulai dengan gempa bermagnitudo 6 dengan pusat gempa di 2 km arah utara Kota Donggala pada kedalaman 10 km pada Jumat, 28 September 2018, pukul 14.00 WIB.

Sejumlah rangkaian gempa kemudian bersahutan. Yang paling besar sejauh ini adalah gempa dengan magnitudo 7,7, pukul 17:02:45 WIB. Gempa itu sempat memicu peringatan dini tsunami, namun kemudian dinyatakan berakhir.

 

 

Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar