Tak masuk Timses Jokowi, Ical Sering Diminta Nasihat oleh Sandiaga

  • Kamis, 27 September 2018 - 08:00:49 WIB | Di Baca : 1242 Kali

SeRiau - Ketua Dewan Pembina Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) tak masuk struktur Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Golkar menunjuk Jusuf Kalla (JK) dan Akbar Tandjung jadi ketua dan anggota dewan pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf.

Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengakui memiliki kedekatan tersendiri dengan mantan Ketum Golkar tersebut. Khususnya sebagai seorang pengusaha dan aktif di organisasi bidang keusahaan.

"(Komunikasi) Sangat lancar karena dengan beliau komunikasinya bukan sebagai ketua Dewan Pembina Golkar, tapi beliau mantan ketua umum Hipmi dan saya juga Ketum Hipmi. Beliau mantan Ketum Kadin dan saya juga, beliau juga pernah jadi menko perekonomian (Sandi jadi Kadin)," kata Sandiaga di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/9).

Sandiaga juga mengakui banyak meminta nasihat kepada Ical. Meskipun, saat ini Golkar memilih mendukung Jokowi-Ma'ruf, lawan dari Sandiaga Uno. Sandi mengakui pengalaman Ical di bidang ekonomi.

"Saya minta banyak masukan soal penciptaan lapangan kerja. Karena beliau mengalami turbulensi ekonomi," tutur Sandi yang mantan politikus Gerindra itu.

Kendati Ical tak masuk Timses Jokowi-Ma'ruf, Sandi enggan mengajaknya untuk masuk ke dalam timses Prabowo-Sandiaga. Sebab, dia menjaga betul fatsun politik.

"Saya enggak begitu orangnya," singkat Sandiaga.

Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily menolak menjelaskan alasan Ical tak masuk TKN Jokowi-Ma'ruf.

"Itu bisa tanyakan ke ketum (Airlangga Hartarto)," kata Ace saat dikonfirmasi, Rabu (26/9).

TKN terdiri dari gabungan parpol pendukung koalisi Jokowi-Ma'ruf seperti PDIP, Golkar, PKB, NasDem, PPP, Hanura, PSI, Perindo, PKPI. Tokoh senior termasuk ketua umum partai masuk ke dalam Timses.

Ace mengatakan, kewenangan memasukan kader di TKN Jokowi-Ma'ruf merupakan prerogatif sang ketua umum Airlangga Hartarto.

"Rekomendasi (TKN) kewenangan ketum," singkat Ace.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) belakangan kerap mengkritik keras pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla. Meskipun, Golkar bagian dari pemerintah dan pendukung Jokowi di Pilpres 2019.

Ical sempat menyoroti polemik pengusiran dan penolakan deklarasi #2019GantiPresiden di berbagai daerah Tanah Air. Mantan Ketum Golkar menyoroti sikap represif dan netralitas aparat yang dianggap membahayakan demokrasi di Indonesia.

Teranyar, Ical juga menyoroti tentang kondisi ekonomi kekinian. Dia bahkan menginstruksikan agar Golkar mengkritik kondisi ekonomi yang dianggapnya sudah memprihatinkan.

"Dewan Pembina Golkar berpendapat bahwa situasi dan perkembangan negara terasa tidak nyaman sementara keadaan perekonomian cukup memperihatinkan terutama sebagai akibat dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat, mengurangi cadangan devisa negara dan menyebabkan ketimpangan APBN," kata Ical dalam keterangan tertulis, Selasa (25/9) kemarin.

Dalam pernyataannya, Ical juga ingatkan kader Golkar yang masuk Timses Jokowi-Ma'ruf aktif memenangkan Pilpres 2019. Tapi tak lupa pula, kader beringin yang tak masuk timses menjaga kehormatan Golkardengan menambah perolehan kursi di parlemen. (**H)


Sumber: Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar