TNI AD Respons Gatot: Hanya Presiden Berhak Pecat KSAD

  • Jumat, 21 September 2018 - 10:18:32 WIB | Di Baca : 1479 Kali


SeRiau - Kepala Pusat Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Chandra Wijaya mengatakan posisi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tak semata-mata bisa diganti karena alasan tak menggelar nonton bersama (nobar) film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI.

Hal itu ia sampaikan untuk merespons pernyataan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam wawancara di sebuah media massa. Gatot dalam wawancara itu menyarankan agar KSAD Jenderal Mulyono melepas pangkatnya jika takut menggelar 'nobar' film tersebut 

Di sisi lain Chandra menegaskan pergantian pucuk pimpinan tertinggi TNI AD hanya bisa dilakukan lewat keputusan presiden dan atas rekomendasi dari Panglima TNI.

"Kalau pak Kepala Staf dilantik dan diberhentikannya ya oleh Pak Presiden, atas usulan Panglima TNI, jadi Presiden yang punya hak dan policy-nya untuk pemberhentian KSAD," kata Chandra saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Jumat (21/9).

Chandra turut mengakui pihaknya belum menerima arahan maupun instruksi dari Mabes TNI AD maupun Mabes TNI untuk menyelenggarakan 'nobar' film tersebut.

"Untuk perintah nonton [film G30S/PKI] memang belum ada komando dari atas, dari Mabes TNI maupun dari Mabes TNI AD belum mengeluarkan itu," kata dia.

Meski demikian Chandra mengatakan TNI tetap meyakini bahwa paham komunisme merupakan bahaya laten yang patut diwaspadai. Katanya, ideologi komunisme berpotensi untuk merongrong ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia saat ini.

Terlebih lagi, kata dia, Ketetapan MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) belum dicabut oleh pemerintah.

"Karena itu segala hal yang berbau paham komunis, termasuk pelarangan penyebarluasan ajaran komunisme, leninisme dan marxisme merupakan hal terlarang," kata dia.

Ia juga mengatakan TNI AD rutin memperingati hari peristiwa G30S/PKI itu dengan berbagai kegiatan di Lubang Buaya, seperti melaksanakan acara doa bersama dan menggelar upacara Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober.

Sebelumnya, Gatot menantang keberanian Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan KSAD Jenderal Mulyono untuk memutar kembali film G-30S PKI.

Menurut Gatot, jika KSAD tidak berani memerintahkan untuk menggelar acara nonton bareng 'nobar' film G30S PKI, maka ia ragu KSAD akan mampu memimpin prajurit pemberani seperti Kostrad, Kopassus, dan semua prajurit TNI AD.

"Kok KSAD-nya penakut. Ya sudah pantas lepas pangkat," tulis Gatot di akun Instagram pribadinya @nurmantyo_gatot, Kamis (20/9).

Gatot selama menjabat sebagai Panglima TNI memang sempat disorot karena menginstruksikan seluruh prajurit menggelar 'nobar' film Penumpasan Penghianatan G30S PKI. Saat itu dia beralasan acara nobar agar bangsa Indonesia tidak melupakan peristiwa kelam yang terjadi pada malam 30 September 1965. 

 

 


Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar