Jelaskan Kronologi Impor Beras, Darmin: Kalau Tak Impor Repot

  • Rabu, 19 September 2018 - 23:41:56 WIB | Di Baca : 1204 Kali

SeRiau - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution buka suara soal polemik impor beras. Masalah impor beras ini memicu polemik antara Menteri Perdagangan yang memicu perselisihan antara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas).

Menurut Darmin jika pemerintah tidak memutuskan impor beras bisa bikin repot. Darmin memastikan keputusan impor beras sudah dipertimbangkan dengan sangat matang.

"Kalau tidak impor waktu itu repot kita," kata Darmin di kantornya, Kementerian Koordinator Perekonomian Jakarta Pusat, Rabu (19/9/2018).

"Jadi itu sudah dengan pertimbangan matang walaupun kementerian terkaitnya bilang oh 3 bulan produksinya 13,7 (juta ton proyeksinya). Ya kalau 13,7 ya beli dong ya kan. Kita minta hanya 2,2 (juta ton)," sambung Darmin.

Dia juga menjelaskan kronologi impor beras. Di kuartal III-2017 harga beras mulai naik, sementara stok beras di gudang Bulog tinggal 978 ribu ton.

"Pertama, tahun 2017 itu di kuartal III harga mulai naik. Kita sebetulnya sudah intens rapat tapi waktu itu stok Bulog berada pada 978 ribu ton. banyak nggak itu? nggak. karena kita normalnya itu 2 juta ton, kalau 3 juta bagus," jelas Darmin.

Saat itu belum langsung diputuskan impor karena masih terjadi perdebatan. Di sisi lain, stok beras Bulog terus berkurang karena digunakan untuk operasi pasar di tengah naiknya harga beras. 

Dari cadangan Bulog sekitar 978 ribu ton, berkurang jadi 903 ribu ton.

"Waktu itu kita cek yang tadinya stok 978 ribu itu tinggal 903 ribu. Berarti dalam 10 hari berkurang 75 ribu ton. Kenapa? karena harus operasi pasar karena harga naik. Waktu itu harga Rp 11.300 ini beras medium. Padahal medium itu harganya Rp 9.450 (HET)," ujarnya.

Kemudian di 2018, pada Januari-Maret musim hujan sehingga mempengaruhi produksi beras dalam negeri. Akhir Maret 2018 diputuskan dalam rapat koordinasi perlu impor beras. Awal mula impor diputuskan 500 ribu ton.

"Kita putuskan impor 500 ribu, karena apa? kalau dia makin turun digoreng sama pedagang, kita nggak kuat. Jangan mengira 903 ribu itu banyak. Konsumsi kita sebulan itu ada yang bilang 2,4 (juta ton) ada yang 2,3 juta ton. Artinya 903 itu lebih sedikit dari 10 hari," terang Darmin.

Singkat cerita, pemerintah akhirnya memberi izin Bulog mengimpor beras totalnya 2 juta ton sampai akhir 2018. Kebijakan ini diambil karena stok beras di Gudang Bulog baru bisa dibilang aman jika mencapai 2 juta ton.

Menurut Darmin dari total 2 juta ton itu hanya 1,8 juta ton yang bisa terpenuhi. 

"Minggu ketiga Agustus 2018, stok Bulog 2,2 juta ton, tapi itu sudah termasuk impor, tapi belum termasuk semuanya. Mungkin 1,4 juta ton dia sudah masuk," terang Darmin. (**H)


Sumber: detikFinance





Berita Terkait

Tulis Komentar