Turki Permudah Syarat Mendapat Kewarganegaraan bagi Warga Asing

  • Rabu, 19 September 2018 - 19:14:20 WIB | Di Baca : 1157 Kali

SeRiau - Pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan memutuskan untuk mempermudah syarat bagi warga negara asing yang ingin memperoleh kewarganegaraan Turki.

Langkah memudahkan persyaratan itu dengan memangkas kriteria keuangan dan investasi yang wajib dipenuhi warga asing.

Menurut keputusan Presiden Erdogan yang diterbitkan dalam lembaran resmi negara, Rabu (19/9/2018), warga asing yang ingin mengajukan untuk mendapat kewarganegaraan Turki hanya perlu menyimpan dana deposit 500.000 dolar AS (sekitar Rp 7,4 miliar) di bank Turki.

Jumlah itu diturunkan dari syarat sebelumnya sebesar 3 juta dolar (sekitar Rp 44 miliar).

Sementara persyaratan modal investasi telah diturunkan dari 2 juta dolar AS (sekitar Rp 29 miliar) menjadi juga hanya 500.000 dolar AS.

Seorang individu juga dapat mendapatkan kewarganegaraan jika mereka mempekerjakan 50 orang warga Turki. Jumlah itu diturunkan dari semula 100 orang.

Cara lain adalah dengan membeli properti senilai 250.000 dolar AS (sekitar Rp 3,7 miliar) di Turki, jumlah itu diturunkan dari semula yang mensyaratkan kepemilikan properti senilai 1 juta dolar (sekitar Rp 14,5 miliar).

Surat keputusan tentang syarat memperoleh kewarganegaraan Turki bagi warga asing itu menjadi langkah terbaru yang dikeluarkan Erdogan sebagai upaya mengangkat kembali nilai mata uang lira yang tengah terpuruk akibat sanksi tarif AS.

Sebelumnya, pekan lalu Erdogan juga telah memerintahkan agar kontrak penjualan maupun sewa properti wajib dilakukan dalam mata uang lira dan dilarang menggunakan mata uang asing.

Mata uang lira Turki telah kehilangan hampir seperempat nilainya terhadap mata uang AS pada bulan Agustus.

Namun ada kekhawatiran investor terhadap kebijakan ekonomi domestik di Turki dan Erdogan terus menentang pemberlakukan suku bunga tinggi. 

Erdogan akan bertemu dengan perwakilan perusahaan Amerika di Turki. Dia mengundang sekitar 30 eksekutif senior ke istana kepresidenan di Ankara, termasuk perwakilan Microsoft dan Google. (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar