Menko Darmin: Bisa Saja Pertumbuhan Ekonomi Tak Sesuai Target

  • Jumat, 14 September 2018 - 16:49:54 WIB | Di Baca : 1191 Kali

SeRiau - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menegaskan, kondisi perekonomian global yang masih menunjukkan ketidakpastian, serta kondisi ekonomi domestik yang kurang baik akibat neraca transaksi berjalan yang masih melebar, menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi domestik bisa tidak akan mencapai targetnya sepanjang 2018.

Menurut Darmin, akibat kondisi tersebut, pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun ini bisa turun di kisaran 5,3 persen, atau di bawah target pemerintah yang telah dicanangkan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di 2018 yang sebesar 5,4 persen.

"Jadi, enggak bisa kita yang sudah rencanakan 5,4 persen itu. Mempertahankan itu sudah perjuangan besar, bisa-bisa dia turun ke 5,3 persen. Bisa-bisa ya," ungkap Darmin, saat ditemui di kantornya, Jumat 14 September 2018.

Dengan masih tidak sehatnya neraca perdagangan, neraca keuangan, ataupun neraca transaksi berjalan Indonesia, Darmin menilai, hal itu akan terus memengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terlebih, kondisi perdagangan internasional dikatakannya tengah mengalami perlambatan saat ini.

"Jadi, perdagangan internasional sudah mulai melambat, dan kalau itu sudah kena, berikutnya adalah pertumbuhannya akan kena. Mungkin tidak tahun ini kena pengaruh, tetapi tahun depan. Enggak ada yang imun terhadap itu," tuturnya.

Namun, dia menegaskan, pemerintah tetap optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2018 akan tetap sesuai target. Sebab, menurutnya, pemerintah telah menyiapkan dan sudah melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditujukan untuk mengantisipasi faktor-faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi melambat.

Misalnya, terus mendorong ekspor dan menekan impor, agar tidak terlalu tumbuh cepat. Seperti, dengan mendorong penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih baik, kebijakan kemudahan investasi melalui program layanan perizinan terintegrasi atau One Single Submission (OSS) maupun kebijakan insentif fiskal dari sisi perpajakan.

"Itu sebabnya, kebijakan pemerintah kita kan sudah tahu gejalanya sejak lama, makanya kita siapkan OSS, supaya investor tertarik dan lebih mudah. Kita pakai fasilitas fiskal sampai ke tax holiday yang mudah, kemudian B20, batu bara, TKDN, impor yang kemarin di menkeu kan itu kita lakukan satu-satu, bukan cuma ngomong," tegasnya.

"Kita akan coba atasi. Kita tahu apa yang harus kita lakukan. Ya, mari kita optimumkan itu semua," tambah Darmin. (**H)


Sumber: VIVA





Berita Terkait

Tulis Komentar