Sri Mulyani Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Capai 5,25 Persen

  • Kamis, 13 September 2018 - 20:50:21 WIB | Di Baca : 1338 Kali

SeRiau - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2018 ada pada kisaran 5,13 sampai 5,25 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Salah satu komponen dalam pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi yang pada kuartal II 2018 belum terlalu tinggi.

"Inflasi cukup bagus, impor masih tinggi, sehingga kami akan lihat angka di kuartal III ekspetasi pertumbuhan ekonomi antara 5,13 sampai 5,25 persen didukung konsumsi (rumah tangga) di atas 5 persen," kata Sri Mulyani saat rapat bersama Komisi XI di DPR RI, Kamis (13/9/2018).

Sri Mulyani menyebutkan, PMTB pada kuartal II 2018 agak turun dari perkiraan, dengan realisasi sebesar 5,87 persen. Adapun pada kuartal I 2018 PMTB tercatat sebesar 7,95 persen.

"Kuartal III (PMTB) akan recovery lagi mendekati 7 persen," tutur Sri Mulyani.

Sementara untuk impor, diprediksi akan melemah pada kuartal III 2018. Lemahnya impor dikarenakan banyak importir yang menunda kegiatan impornya karena libur panjang saat Lebaran yang ditambah dengan cuti bersama dari pemerintah.

Selain itu, pelemahan impor yang diperkirakan akan terjadi sampai kuartal IV 2018 juga dikarenakan dampak dari depresiasi rupiah terhadap dollar AS. Dengan begitu, Sri Mulyani meyakini hingga akhir tahun neraca pembayaran dari sisi perdagangannya akan lebih imbang di mana sejak awal tahun lebih banyak defisit ketimbang surplusnya.

"Dengan begitu, bisa diproyeksikan untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2018 pada kisaran 5,1 sampai 5,23 persen dan untuk keseluruhan tahun di kisaran 5,14 sampai 5,21 persen," ujar Sri Mulyani.

Dalam Undang-Undang APBN 2018, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi dalam asumsi makronya sebesar 5,4 persen. Namun, dalam perjalanannya target tersebut dikoreksi menjadi 5,2 persen karena ketidakpastian kondisi ekonomi global yang di antaranya disebabkan perang dagang serta kenaikan Fed Fund Rate sampai empat kali dalam tahun ini. (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar