Game PUBG Dituding Sebabkan Kematian

  • Rabu, 05 September 2018 - 17:55:39 WIB | Di Baca : 1841 Kali

SeRiau - Kisah pilu dialami seorang ibu asal Haimen, Jiangsu, China yang harus kehilangan anaknya yang masih berusia 13 tahun untuk selama-lamanya. 

Anaknya yang diketahui bernama Xu Tianci diyakini sangat terobsesi dengan video game online populer yakni PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) yang berujung pada kematiannya. 

Dilansir detikINET dari WorldBuzz, Rabu (5/9/2018), Tianci tewas setelah melompat dari ketinggian gedung 4 lantai. Ia pun langsung meninggal di pagi hari pada tanggal 30 Agustus kemarin.

Sontak kejadian ini pun memberikan luka dalam bagi sang ibu, ia pun menyalahkan game PUBG sebagai penyebab kematian anaknya. Ia mengatakan game tersebut telah mempengaruhi putranya sehingga membuat dirinya melompat dari gedung.

Seperti diketahui PUBG adalah game daring multiplayer multiplayer online di mana hingga seratus pemain akan terjun payung ke pulau dan mencari senjata serta peralatan untuk membunuh orang lain sambil menghindari bunuh diri. 

Dengan gaya permainan semacam itu, Ibu Xu berkeyakinan putranya terinspirasi untuk bisa seperti karakter dalam permainan tersebut sehingga ia nekat lompat dari gedung tanpa cedera apapun. Tapi tentu aksi itu berbahaya dan benarlah, malah merenggut nyawanya.

Ibu Xu juga menolak jika anaknya diidentifikasi menunjukkan gejala-gejala bunuh diri. Ia mengatakan bahawa putranya adalah anak ceria, baik hati dan memiliki banyak teman serta kehidupan keluarga yang harmonis sehingga tidak ada alasan bagi putranya untuk melakukan bunuh diri.

ia juga menegaskan akan menuntut menuntut perusahaan yang menciptakan PUBG karena dia percaya bahwa game itu telah mempengaruhi banyak orang lain yang ingin mencoba hal yang sama, bukan hanya putranya.

Kejadian ini pun membuat polisi melakukan investigasi. Mereka mengatakan sejauh ini tidak ada hal-hal aneh dari game tersebut walau tidak menutup kemungkinan kematiannya juga dipengaruhi PUBG.

Kasus ini pun menuai perhatian netizen. Beberapa mengatakan sang orang tua mungkin telah mengabaikan putranya dan tak memberinya perhatian cukup. Banyak juga yang menuding sang ibu ingin mendapat uang dari tuntutan tersebut, namun oleh sang ibu dibantah keras. Ia mengatakan lebih memilih putranya daripada uang. Jika pun menang atas tuntutannya, uang tersebut akan disumbangkan.

"Saya ingin meningkatkan kesadaran tentang masalah ini, sehingga anak-anak lainnya tidak akan terpengaruh oleh game. Saya lebih memilih anak saya kembali daripada memiliki uang. Saya harap tidak ada orang tua lain yang akan mengalami hal yang sama seperti saya, "kata sang ibu. (**H)


Sumber: detikInet





Berita Terkait

Tulis Komentar