Sandiaga Tukar 35 Persen Dolar AS Miliknya ke Rupiah

  • Rabu, 05 September 2018 - 14:29:38 WIB | Di Baca : 1292 Kali

SeRiau - Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengaku telah mengonversi dolar Amerika Serikat miliknya untuk membantu menaikkan nilar tukar rupiah yang saat ini kian melemah.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menukar sekitar 35 persen dari uang dolar yang menjadi bagian dari harta kekayaannya.

"Saya udah mengkonversi simpanan saya ke rupiah, ini waktunya sama-sama membela negara," kata Sandi ditemui di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan, Rabu (5/9).

Sandi berharap penukaran dolar ke rupiah itu bisa membantu menekan laju dolar yang terus mengalami peningkatan. Sandi pun mengajak para pengusaha untuk menukarkan dolar yang dimiliki mereka saat ini. 

"Saya instruksikan konversi sebagian simpanan yang USD ke rupiah, ini waktunya sama-sama untuk membela negara, tindakan yang sangat kongkret , jangan terpecah belah dan masuk krisis lagi," kata dia. 

Berdasarkan laman elhkpn.kpk.go.id total harta kekayaan Sandiaga Uno mencapai angka Rp5.099.960.524.965. Catatan tersebut disahkan pada Rabu 15 Agustus 2018.

Dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN), Sandiaga mempunyai harta kekayaan berupa surat berharga sebesar Rp 3,7 triliun dan US$ 1,3 juta, giro dan setara kas lainnya sebesar Rp 12,9 miliar dan US$ 30,2 juta.

Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Berdasarkan data Reuters pada Selasa (4/9), nilai rupiah bergerak ke level Rp14.920 per dolar AS atau melemah 105 poin atau 0,70 persen dari nilai tukar pada Senin (3/9) yang masih berada di level Rp14.815 per dolar AS.

Berdasarkan perhitungan kalender, rupiah telah terkapar hingga 10,23 persen atau 1.385 poin dari posisi 1 Januari 2018 yang hanya Rp13.535 per dolar AS.

Sandiaga juga mengatakan penurunan nilai tukar rupiah sudah diprediksi oleh calon pasangannya Prabowo Subianto sejak 2014 silam. 

Tak hanya Rupiah, Sandi juga mengatakan Prabowo telah memprediksi perekonomian Indonesia secara umum bakal memburuk seperti saat ini.

Prediksi Prabowo itu merujuk dari keuangan negara yang bocor. Selain itu, reformasi fundamental perekonomian Indonesia juga tidak dilakukan secara tepat, sehingga membuat keadaan seperti sekarang. Dia mengatakan Prabowo sudah memandang hal tersebut secara serius sejak lama. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar