Polisi: Kasus Dugaan Intimadasi UAS Bersifat Delik Aduan

  • Selasa, 04 September 2018 - 21:33:08 WIB | Di Baca : 1240 Kali


SeRiau - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan dugaan ancaman dan intimidasi yang dialami Ustaz Abdul Somad (UAS) di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur bersifat delik aduan.

Dia mengatakan pihaknya tak bisa menindaklanjuti dugaan tersebut dengan langkah penyelidikan bila UAS tidak membuat laporan polisi lebih dahulu.

"Iya (delik aduan), kami akan tangani, kami lakukan proses penyelidikan, apakah ada unsur perbuatan melawan hukum, baik perorangan atau kelompok tertentu. Belum ada laporan dan kami menunggu," kata Dedi kepada wartawan di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/9).

Dedi menerangkan, pihak kepolisian tidak memiliki dasar untuk melakukan penyelidikan tanpa laporan dari UAS sebagai korban secara langsung. Dia mengatakan unggahan sang mubalik soal intimidasi itu lewat media sosial tidak menunjukkan bahwa UAS telah dirugikan secara resmi.

"Dasarnya apa kami. Kalau cuitan kan beluk merasa dirugikan secara resmi," ujar jenderal polisi bintang satu itu.

Menurut Dedi  andai UAS membuat laporan polisi seputar dugaan tindak pidana yang dialami, maka polisi bisa mengumpulkan alat bukti. Setelah itu bisa pula ditentukan apakah dugaan tersebut dapat ditingkatkan ke tahap penyidikan.

Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu pun mengimbau UAS segera membuat laporan serta menjamin akan mengusut dugaan tersebut secara profesional.

"Kami mengimbau, bila merasa dirugikan oleh tindakan seseorang atau kelompok di media sosial, silakan lapor. Kami pasti akan menangani profesional," tuturnya.

Sebelumnya, UAS mengklaim ada ancaman di sejumlah daerah untuk acara tausiyah. Karena itu ia memilih untuk membatalkan beberapa janji untuk memberikan ceramahnya.

Hal ini diungkapkan Somad dalam akun media Instagram dan Facebook-nya, @ustadzabdulsomad yang sudah terverifikasi.

"Beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan dan lain-lain terhadap tausiyah di beberapa daerah seperti di Grobogan, Kudus, Jepara dan Semarang," kata Somad.

Hal tersebut menurutnya membuat beban panitia semakin berat dan memengaruhi kondisi psikologis jemaah dan dirinya sendiri.

 


Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar