Jokowi Diminta Evaluasi Sri Mulyani Gara-gara Rupiah 'Liar'

  • Selasa, 04 September 2018 - 16:54:25 WIB | Di Baca : 1078 Kali


SeRiau - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS relatif semakin liar. Sampai Selasa (4/9) siang, rupiah bergerak ke level Rp14.920 per dolar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini merupakan paling tinggi sepanjang tahun 2018.

Melihat fakta tersebut, Partai Demokrat meminta Presiden Joko Widodo untuk melakukan evaluasi kebijakan ekonomi secara menyeluruh. Tak hanya itu, Demokrat juga mendesak Jokowi mengevaluasi posisi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang hanya memberikan 'angin surga'.

"Bukan hanya evaluasi terhadap kebijakan, tapi juga evaluasi terhadap pejabat seperti Menteri Keuangan yang kami nilai hanya memberikan angin surga kepada presiden," kata politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean kepada CNNIndonesia.com, Selasa (4/9).


"Sementara presiden yang tidak begitu menguasai bidang ekonomi, akhirnya terjerat sendiri dalam perangkap kebijakannya," ujarnya.

Ferdinand mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebetulnya bukan barang baru selama pemerintahan Jokowi. Menurutnya, selama pemerintahan Jokowi berjalan hampir empat tahun ini, nilai tukar dolar AS terus menangkak naik.

"Nilai tukar rupiah semakin terpuruk dan menjadi mata uang yang hampir tak berharga di luar saat ini," tutur Ferdinand.

Menurut Ferdinand, terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS ini semakin liar, yakni kegagalan pemerintah mengatur antara beban pengeluaran dan pemasukan serta gagalnya pemerintah meletakkan prioritas utama dalam mengurus negara.

"Akhirnya utang makin menumpuk tapi sumber pembayaran utang atau pendapatan negara tidak bertumbuh," ujarnya.

Kehabisan Akal

Lebih lanjut, Ferdinand menyebut pemerintah Jokowi sudah kehabisan akal untuk memperbaiki posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang hampir tembus Rp15.000 per dolar AS. Menurutnya, pemerintah terlihat hanya pasrah berserah diri pada nasib.

Tak hanya itu, Ferdinand menuding pemerintah terus menghabiskan cadangan devisa untuk intervensi sembari mengumbar cerita optimisme yang tidak menolong.

"Kami mendesak pemerintah mengambil langkah-langkag evaluasi dan antisipatif untuk menahan laju kebutuhan dolar keluar. Jika tidak, maka tidak lama lagi, bahkan bulan Oktober 1 dolar bisa menembus Rp16 ribu," ujarnya.

 

Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar