Suporter Korea 'Cinta Mati' Indonesia

  • Senin, 03 September 2018 - 00:03:46 WIB | Di Baca : 1244 Kali

SeRiau - Tidak pernah terpikirkan sebelumnya Kim Daeng yang berasal dari Incheon, Korea Selatan, akan tinggal di Indonesia selama 10 tahun.

Daeng kerap kali terlihat di sejumlah pertandingan olahraga dalam Asian Games 2018 di Jakabaring Sport City, Palembang. Ia hadir di beberapa venue seperti dayung, boling, dan skateboard untuk memberi dukungan langsung kepada tim Korea yang bertanding. Penampakannya sama saja seperti orang Korea kebanyakan: berkulit putih dan bermata agak sipit.

Tetapi, mungkin orang tidak akan mengira kalau dia cukup fasih berbahasa Indonesia daripada bahasa Inggris. Karena kemampuannya berkomunikasi itu, Daeng menjadi koordinator suporter Korea yang berada di Palembang.

Daeng juga merupakan pelatih Yongmoodo atau olahraga bela diri asli Korea. Bela diri itu juga yang mengantarkan dia tiba di Indonesia pada Juli 2008.

Sepuluh tahun lalu, Daeng pertama kali menginjakkan kakinya di Makassar, Sulawesi Selatan. Saat itu, ia diundang untuk memberikan pelatihan Yongmoodo kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Yongmoodo merupakan seni bela diri tangan kosong yang diwajibkan untuk dikuasai prajurit TNI Angkatan Darat. Daeng sudah mempelajari bela diri tersebut sejak 2004, dan secara resmi memiliki sertifikat pelatih pada 2006.

"Sebelum ke Indonesia, saya pernah memberi pelatihan di China dan Amerika Serikat juga. Ketika di Indonesia, saya memberikan pelatihan untuk ulang tahun TNI di Surabaya [Oktober 2008]," kata Daeng yang cukup lancar berbahasa Indonesia kepada CNNIndonesia.com.

Tak sadar, benih-benih cinta Daeng kepada Indonesia perlahan muncul. Singkat cerita, Daeng kemudian kembali ke Korea Selatan usai Hari Ulang Tahun TNI berakhir. 

"Saya minta izin kepada orang tua untuk coba tinggal di Indonesia, dan mereka mengizinkan. Sebulan kemudian, saya pulang ke Indonesia dan melatih Yongmoodo," katanya menambahkan.

Otodidak Belajar Bahasa Indonesia

Kecintaan Daeng terhadap Indonesia membuat dia semangat untuk mempelajari apa pun tentang negara berpenduduk kurang lebih 250 juta jiwa tersebut. Ia kemudian bertekad untuk belajar bahasa Indonesia.

"Tidak ada guru, saya belajar sendiri. Saya cari kamus Bahasa Indonesia dan menghafalkan 50 kata per hari. Tapi ketika saya tidur dan kemudian bangun, saya lupa lagi," ucap Daeng yang kini tinggal di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Saya juga belajar sama anggota tentara. Dengan begitu, saya bisa tahu cara berkomunikasi yang baik menggunakan bahasa Indonesia," ucapnya melanjutkan. 

Butuh waktu tiga tahun bagi Kim untuk bisa menguasai bahasa Indonesia. Hal ini lantaran dia hanya punya waktu berlatih ketika jam istirahat.

"Tergantung cara belajarnya. Tapi kalau Anda ambil kuliah bahasa Indonesia, tentu bisa lebih cepat dari itu," ujar dia.

Selama di Indonesia, Daeng mengaku sudah pernah berkeliling ke berbagai daerah seperti Bali dan Palembang.

Mengakhiri Hidup di Indonesia

Setelah bertahun-tahun tinggal di Indoneia, Daeng merasa betah. Ia bahkan tidak memikirkan niatannya untuk pulang kampung lagi ke Korea Selatan.

"Sampai mati mudah-mudahan di Indonesia. Setahun lalu saya sempat pulang ke Korea Selatan, tapi sekarang lebih senang di Indonesia daripada Korea. Bahasa Korea saja saya hampir lupa," ujarnya lalu kemudian tertawa.

Lebih lanjut, Daeng mengatakan saat ini sibuk melatih Pasukan Pengamanan Presiden di Jakarta. Ia juga mengaku masih bujangan di usianya yang kini sudah menginjak 36 tahun.

"Sebelumnya, saya juga melatih Yongmoodo untuk Kostrad [Komando Strategis Angkatan Darat]," tutur dia.

Daeng berharap bisa memajukan seni bela diri Yongmoodo di Indonesia. Ia senang saat ini sudah banyak prajurit TNI belajar Yongmoodo.

"Orang sipil juga sudah mulai menggeluti bela diri ini," pungkas dia.

Selain menjadi pelatih Yongmoodo, Daeng juga memiliki usaha restoran Korea yang terletak di daerah Kelapa Gading bernama Myeon Ga Myeon Ok. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar