Pertaruhan Demiz dan Ferry Berebut 32,6 Juta Suara Jabar

  • Jumat, 31 Agustus 2018 - 15:16:53 WIB | Di Baca : 1089 Kali

 

SeRiau - Dua kubu dari masing-masing kandidat calon presiden 2019 menggaet anggota tim pemenangan yang berasal dari koalisi lawan. Politikus yang dipilih itu diharapkan bisa meraup suara pemilih Jawa Barat.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat telah menetapkan daftar pemilih tetap untuk pemilu 2019 sebanyak 32.636.846 orang. Jumlah itu terdiri atas 16.401.010 pemilih laki-laki dan 16.235.836 pemilih perempuan.

Para pemilih tersebar di 627 kecamatan atau 5.957 desa/kelurahan. Mereka akan dilayani 137.401 TPS, yang ternyata lebih banyak hampir dua kali lipat dibanding TPS pilgub Jabar Juni lalu.

"Penyusunannya dilakukan secara cermat dan hati-hati karena menyangkut hak dasar warga negara," kata Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat saat Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap pada Pemilu 2019 di Bandung, Kamis (30/8).

Kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin menggaet mantan wakil gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar sebagai juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN). Bahkan Tim telah berkoordinasi dengan Jokowi terkait hal ini.

Deddy Mizwar alias Demiz merupakan Ketua Majelis Pertimbangan Daerah Partai Demokrat Jabar. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini mendukung kandidat pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sekretaris TKN Hasto Kristianto menyatakan pemilihan Demiz untuk mengamankan suara Jokowi-Ma'ruf di Jabar. Hasto mengklaim Demiz pun telah setuju, meskipun belakangan dibantah DPD Partai Demokrat Jabar.

Saat pilgub Jabar pada Juni lalu, perolehan suara Demiz sebagai calon gubernur Jabar yang diusung Demokrat dan Golkar, meraih 26-27 persen. 

Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan dari empat pasang calon di pilgub Jabar, hanya pasangan Sudrajat-Syaikhu (Asyik) yang partai pendukungnya tidak memihak ke Jokowi.

Pasangan Asyik hanya meraih suara 29 persen. Sementara di luar itu, 71 persen mendukung Jokowi. Ace pun menyatakan hasil pilgub Jabar bukan sebuah ancaman bagi Jokowi.

Sementara kubu Prabowo-Sandiaga menggaet Ferry Mursyidan Baldan, mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Kabinet Kerja Jokowi dari Partai NasDem.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan perekrutan Ferry untuk mendulang suara di Jabar. Ferry menyatakan saat ini dirinya tidak lagi menjadi bagian dari NasDem.

Ferry lama bermukim di Bandung. Dia juga pernah menjadi anggota DPR Fraksi Golkar dari daerah pemilihan Jawa Barat I wilayah kota Bandung.

Pengamat politik dari Universitas Parahyangan Asep Warlan Yusuf menilai Demiz belum tentu bisa memenangkan Jokowi di Jabar pada pilpres 2018. 

Menurutnya, karakteristik pemilih tradisional di Jabar sangat berkomitmen pada tokoh ulama setempat. Mereka tidak dipengaruhi dari siapa yang menjadi capres atau tim suksesnya.

"Tokoh ulama itu ternyata bukan di Jokowi. Belum tentu dengan hadirnya Demiz, Jokowi bisa sukses di Jabar," kata Asep kepada CNNIndonesia.com, Jumat (31/8).

Namun hal itu tergantung pada sejauh mana kerja timses mempengaruhi tokoh di Jabar agar memilih capres yang didukung.

Karakter yang demikian berbeda dengan pemilih di perkotaan. Mereka dianggap lebih rasional dan bebas dari pengaruh tokoh ulama.

Meski demikian, Asep berpendapat pengaruh Demiz lebih kuat jika dibandingkan dengan Ferry. Selama ini Demiz kerap blusukan dan muncul di televisi saat menjabat wakil gubernur Jabar.

Sementara Ferry dinilai kurang mengakar di masyarakat meskipun pernah menjadi menteri dan menjadi ketua Alumni Universitas Padjadjaran.

"Apalagi bukan bukan asli Jabar, sehingga terkesan hanya pernah di Bandung saja, tapi pengaruh politiknya belum tentu kuat," ujar Asep.

Sementara pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Muradi memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, Demiz lebih menguntungkan Jokowi. Karakteristik pemilih Jabar banyak dipengaruhi figur yang mengajak untuk memilih capres. Demiz adalah figur yang dianggap tepat.

"Kalau head to head Demiz dengan Ferry, saya kira pemilih akan memilih Demiz, itu akan menguntungkan Jokowi secara elektabilitas," kata Muradi.

Namun, perhitungan itu bisa berubah ketika para capres tidak cukup efektif dalam melakukan langkah-langkah pemenangan. Menurutnya, kemenangan Jokowi di Jabar bisa diperkuat dengan dukungan sejumlah tokoh selain Demiz, seperti Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi. 

Selain sebagai pejabat negara, Demiz juga lebih dikenal publik karena menjadi aktor. 

Sementara Ferry akan memanfaatkan jaringan politiknya, termasuk ikatan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Namun menurut Muradi, dia akan berhadapan dengan kader organisasi yang sama di Jabar seperti Dedi Mulyadi, yang berada di kubu Jokowi.

 

 

Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar