Pelukan Jokowi-Prabowo, Fahri Sebut Rindu Keributan Diakhiri

  • Kamis, 30 Agustus 2018 - 22:59:13 WIB | Di Baca : 1247 Kali

SeRiau - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai ada kerinduan dari masyarakat agar keributan dalam kontestasi pemilu bisa diakhiri setelah momen berpelukan antara dua bakal calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

"Ada semacam kerinduan, ya melihat keributan ini diakhiri," kata Fahri di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (30/8).

Namun, Fahri mengingatkan kepada masyarakat jangan pernah bermimpi keributan akan berhenti dalam sebuah sistem demokrasi. Pasalnya, kata dia, demokrasi merupakan sebuah pertandingan yang terjadi terus menerus, terutama menjelang pemilu. Bahkan, menurutnya, walaupun tidak sedang dalam proses pemilu pun masih ada eksekutif, legislatif dan yudikatif yang menjalankan fungsi masing-masing.

"Kalau DPR diharap akan diam gitu, tidak mungkin. Sebab DPR diam itu adalah sumber masalah. Tapi, ada kerinduan orang sehingga ketika melihat Pak Prabowo dan Pak Jokowi berpelukan, ada yang mengatakan, 'bisa nggak damai seperti ini terus?'. Itu mustahil," kata anggota DPR yang terpilih dari dapil Nusa Tenggara Barat itu.

Meski demikian, kata Fahri, perlu ada kesadaran demi kepentingan nasional harus bersatu. Menurutnya, tradisi itu seperti yang ditunjukkan Prabowo dan Jokowi saat merayakan kemenangan cabang pencak silat di Asian Games harus dijaga.

"Tentu ini adalah satu tradisi yang baik kalau sering-sering ditunjukkan. Artinya nothing personal di sini, tidak ada permusuhan pribadi antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Harus diingat itu," katanya.

Selain itu, Fahri meminta agar pendukung Prabowo dan Jokowi yang bertindak sebagai penonton kedua kandidat pun berpolitik secara rasional dan tidak emosional.

"Saya khawatir yang emosional dan terlalu gembira melihat Pak Jokowi dan Pak Prabowo, juga nanti juga terlalu emosional melihatnya bertanding, berdebat. Jangan. Rasional saja jadi penonton. Supaya jangan tensi dari kandidat membuat kita jadi emosi. Asyik saja kita nontonnya," katanya.

Sementara itu, di tempat terpisah pengamat komunikasi politik Ade Armando menyatakan momen pelukan antara Jokowi dan Prabowo di arena tanding pencak silat dalam gelaran Asian Games kemarin tak cukup meredam tarung tagar hingga saling cibir warganet di media sosial.

"Tentu saja tidak cukup hanya sebuah pelukan di depan publik untuk mengurangi tensi panas di media sosial," kata Ade ditemui di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Kamis (30/8).

Lagi pula, kata Ade, momen 'kemesraan' antara Jokowi dan Prabowo ini tak hanya terjadi sekali. Beberapa kali keduanya sudah pernah bertemu dan menunjukan keakraban. Misalnya saat Jokowi diajak berkuda di Hambalang oleh Prabowo atau ketika Jokowi mengajak Prabowo makan di Istana Negara, Jakarta Pusat.

"Keduanya sudah sering mesra makanya turun tensi itu tetap tergantung pada yang di bawah," kata dia. 

"Pelukan bisa saja tidak berguna kalau pesan kembali lagi untuk kepentingan bisnis saja, melalui menyebarkan hoax, kebencian tetap bermunculan oleh para buzzer," jelasnya.

Ade pun mengingatkan masyarakat untuk tidak bersikap naif dengan momen pelukan antara dua tokoh bangsa itu. Sebab, kata dia, semua tetap bergantung pada masing-masing tim pemenangan keduanya di Pilpres mendatang. 

"Jangan terlalu naif pelukan bisa selesaikan masalah. Semua tim kan punya buzzer tergantung si buzzer ini diperintah apa, makanya tunggu saja. Bisa jadi tensi malah naik," kata dia.

Sebelumnya, pada Selasa (29/8), Jokowi dan Prabowo terlibat dalam pelukan merayakan medali emas yang dimenangkan pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah di cabor pencak silat.

Keduanya sama-sama hadir dalam pertandingan di Padepokan Pencak Silat di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (29/8).

Momen ini berawal saat Hanifan yang baru saja mengalahkan lawannya naik ke tribun VVIP tempat Jokowi dan Prabowo duduk menonton pertandingan.

Hanifan lantas mencium tangan Jokowi terlebih dulu, lalu Prabowo. Pesilat berusia 20 asal Perguruan Tadjimaela Bandung itu berangkulan dengan Prabowo setelah menyalaminya. Dan, Jokowi berada di samping mereka melakukan tepuk tangan sambil berdiri. Seketika, Hanifan menarik tangan Jokowi dan mengajaknya berpelukan erat bersama dengan Prabowo. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar