Ekonom nilai target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di 2019 realistis

  • Sabtu, 18 Agustus 2018 - 10:43:41 WIB | Di Baca : 1245 Kali

SeRiau - Perekonomian Indonesia yang ditargetkan tumbuh sebesar 5,3 persen pada 2019 dipandang cukup realistis. Itu karena target pertumbuhan ekonomi pada tahun depan turun 0,1 persen dibandingkan target 2018, yakni 5,4 persen.

Ekonom dari Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan, jika melihat dari target Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 sebesar Rp 2.439,7 triliun, maka pemerintah dinilai cukup konservatif menempatkan pertumbuhan ekonomi 2019 di posisi 5,3 persen.

"Saya rasa masih terjangkau (5,3 persen) ini, lebih realistis jika dibandingkan dengan tahun 2018. Tapi 5,2 persen menurut saya di posisi yang akan sangat realis di 2019," tuturnya saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (17/8/2018).

Meski begitu, Lana menambahkan, ada banyak ketidakpastian global yang akan membayangi pertumbuhan ekonomi RI. Salah satunya nilai tukar rupiah yang terus alami depresiasi.

"Kenapa saya bilang cukup konservatif, dalam hal ini realistis, karena memang banyak sentimen seperti uncertainty global, hingga perang dagang antar US-China yang secara pasti efeknya juga terus diantisipasi dan diawasi," ujarnya.

Lebih lanjut, terkait kenaikan harga minyak mentah dalam negeri menjadi USD 70 per barel, Lana menjelaskan hal ini sudah cukup tepat. Meski begitu, ada beberapa hal penting yang ia turut perhatikan, seperti impor.

"USD 70 per barel ini cukup tepat, karena sekarang kan prediksinya sudah mulai dari USD 80 sampai USD 100 per barel ya. Jadi kalaupun berhasil, rupiahnya ini tidak terlalu jauh dari realisasi, atau jika lebih buruk, maka tidak terlalu anjlok. Ini mengapa penting RAPBN perlu mengambil posisi tengah," ungkapnya.

Selain itu, Lana berharap pemerintah juga dapat menggenjot sektor-sektor lain untuk menopang pertumbuhan ekonomi antara lain melalui ketahanan energi, pangan, serta ketahanan ekonomi maritim.

"Impor kalau bisa dikurangi, karena mulai dari bawang merah, bawang putih sampai stok beras kita masih impor. Dan perlu diketahui juga seperti apa sih rencanan pemerintah untuk pembangunan industri ke depannya," kata dia. (**H)


Sumber: Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar