Beasiswa hingga Prioritas Prajurit TNI untuk Joni dari Panglima TNI

  • Sabtu, 18 Agustus 2018 - 08:43:42 WIB | Di Baca : 1168 Kali

 

SeRiau - Aksi heroik Johannes Adekalla yang memanjat tiang bendera saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Belu, Nusa Tenggara Timur, layak diacungi jempol. Joni --sapaan Johannes-- memanjat hingga ke atas tiang untuk memperbaiki tali yang terputus. 

Banjir pujian dan hadiah mengalir dari banyak pihak. Tak terkecuali dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, yang menjanjikannya tawaran beasiswa hingga diundang dalam pembukaan Asian Games 2018. 

“Atas aksi heroiknya, Panglima TNI mengapresiasi dengan memberikan penghargaan kepada Johannes Adekalla berupa beasiswa hingga lulus SMA. Setelah lulus SMA akan mendapat prioritas apabila ingin menjadi Prajurit TNI, serta mengundang Johannes ke acara pembukaan Asian Games pada hari ini di Jakarta," kata Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah di Jakarta, Sabtu (18/8), dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan. 

Menurut Sabrar, aksi spontan Joni telah menggugah rasa nasionalisme masyarakat. Atas aksinya itu, banyak warga berbondong-bondong mengapresiasi. “Mereka merasa terharu, meneteskan air mata dan bangga setelah melihat video aksinya yang viral di media sosial,” ungkapnya. 

Peristiwa ini bermula saat pengerek bendera mengalami kesulitan mengibarkan Merah-Putih, akibat ikatan bendera yang terlepas dan tersangkut di ujung tiang. Di saat semua orang kebingungan, muncul dari barisan anak berpakaian seragam SMP --tanpa disuruh-- langsung memanjat tiang bendera hingga ke puncak. 

“Pemandangan mendebarkan pun disaksikan oleh ratusan peserta upacara. Remaja yang (awalnya) belum diketahui namanya ini pun perlahan-lahan memanjat tiang tinggi itu dan hanya membutuhkan waktu tidak sampai satu menit untuk mencapai puncak tiang serta membereskan masalah,” tambahnya.

Saat sang bocah hendak turun, peserta upacara bersorak dan bertepuk tangan. Para aparat pun telah menunggu di bawah untuk membantunya. Termasuk Wakil Bupati Belu JT Ose Luan, yang kala itu menjadi inspektur upacara. 

Rupanya dia adalah Joni, putra NTT yang masih mengenyam bangku Kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Silawan, Atambua. 

“Diketahui bahwa bocah kecil pemberani tersebut bernama Johannes Adekalla, pelajar kelas VII SMP Negeri Silawan putra dari Bapak Victorino Fahik Marschal dan Ibu Lorenca Gama. Atas keberaniannya tersebut akhirnya upacara 17-an dapat dilanjutkan dan Sang Merah Putih dapat dikibarkan,” tutur Sabrar. 

Tak hanya dari Panglima, Joni sebelumnya juga telah mendapat tawaran beasiswa dari PLN Peduli, hingga jenjang pendidikan tinggi strata 1 (S1).

 

 

 

 

 

 

Sumber kumparan





Berita Terkait

Tulis Komentar