Mahfud Tahu 'Permainan Politik' Cawapres Jokowi dari Cak Imin

  • Rabu, 15 Agustus 2018 - 15:36:31 WIB | Di Baca : 1162 Kali

SeRiau - Mahfud MD, akhirnya blak-blakan soal dinamika politik yang dialami dirinya hingga detik-detik akhir pendeklarasian calon wakil presiden pendamping Presiden petahana RI Joko Widodo (Jokowi) untuk Pilpres 2019. Jokowi akhirnya memilih Rais Aam PBNU yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin sebagai cawapres.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengaku tahu intrik yang terjadi dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Mahfud sendiri mengaku hingga detik terakhir pendeklarasian dirinya adalah bakal cawapres yang akan dipilih mendampingi Jokowi.

"Muhaimin yang bilang ke saya [intrik yang terjadi]," ujar Mahfud saat berbicara di acara Indonesian Lawyer Club yang disiarkan TV One, Selasa (14/8).

Mahfud mengatakan sebelum bertemu Muhaimin ia sempat ditelepon Mantan Wakil Ketua PB NU As'ad Said Ali untuk dipertemukan dengan Ketua Umum PKB itu. Mahfud mengatakan alasan As'ad mempertemukannya dengan Muhaimin itu, karena ia disebut sudah final menjadi bakal cawapres Jokowi.

"Disebutlah [pertemuan] di jalan Empu Sendok, tapi saya ndak mau di kantor PKB," kata Mahfud. "Ketemulah saya di Empu Sendok dengan Muhaimin, bukan di kantor DPP [PKB]."

Mahfud menerangkan pertemuan dirinya dengan Muhaimin bersahabat, dan saling berangkul saat kali pertama bersua di tempat yang dijanjikan.

"Di situlah Muhaimin mengatakan, pak Mahfud, wah kita dipermainkan politik," ujar Mahfud menirukan apa yang diucapkan Ketum PKB tersebut.

Tak cukup dari situ, Mahfud mengatakan Muhaimin mengklarifikasi bahwa bukan dirinya yang menyatakan ahli hukum tata negara itu sebagai bukan kader Nahdlatul Ulama (NU). Kemudian, Ma'ruf mempertanyakan perihal ancaman yang sempat diutarakan Ketua PBNU Robikin Emhas bahwa ormas itu tak bertanggung jawab secara moral andai yang dipilih Jokowi bukan kader NU.

"Terus saya tanya gimana tuh main ancam-ancam? Itu yang nyuruh kiai Ma'ruf," kata Mahfud menirukan pengakuan Muhaimin kepada dirinya.

Mahfud melanjutkan bahwa pertemuan di PBNU digelar tak lama setelah ketiganya dipanggil Jokowi ke Istana untuk diminta masukan soal nama cawapres. Dalam pertemuan di istana, Mahfud mengatakan bahwa Jokowi tak menyebut nama-nama untuk dipilih.

"Ketemulah tiga orang ini di PBNU dan berkesimpulan bahwa mereka bukan calonnya karena waktu dipanggil tak disebut [nama] calon," kata Mahfud.

"Lalu mereka sepertinya marah-marah membahas, kemudian kiai Ma'ruf (bilang) 'Kalau itu kita nyatakan kita tak bertanggungjawab secara moral atas pemerintahan ini kalau bukan kader NU yang diambil [jadi cawapres]'. Ini kata Muhaimin," lanjutnya Mahfud melanjutkan.

"Robikin bilang begitu ke pers nanti. Datang Robikin... Ini kata Muhaimin. Didikte kalimatnya oleh kiai Ma'ruf, 'begini loh kalimatnya'... Jadi kata itu didikte memang," sambung Mahfud.

Pada hari Rabu itu, salah satu Ketua PBNU Robikin Emhas memang sempat mengeluarkan pernyataan kepada media terkait cawapres Jokowi. Dalam pernyataannya Robikin mengatakan bahwa warga Nahdliyin merasa tak punya tanggung jawab moral jika kader NU tidak menjadi cawapres Jokowi.

Kader NU yang dimaksud Robikin tidak termasuk nama Mahfud karena pada hari yang sama Said Aqil menyatakan bahwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu bukan kader NU. 

Kata Mahfud setelah pernyataan Robikin itu sejumlah tokoh NU membantahnya. Selain itu, Mahfud pun menegaskan kembali semalam bahwa dirinya adalah kader NU.

"Saya ini kader NU, sekolah saya, kepengurusan saya juga di NU. Kalau harus ikut pelatihan, saya kira Muhaimin juga bukan kader karena dia PMII. PMII itu bukan NU. Dia kariernya di PMII. Kalau harus pengurus ranting, cabang, apa itu, saya kira orang NU di seluruh Indonesia tak sampai satu juta," tutur Mahfud.

Perihal pernyataan Mahfud semalam, CNNIndonesia.com belum dapat mengonfirmasi lebih lanjut kepada Muhaimin, termasuk jajaran pengurus PBNU saat dihubungi yang di antaranya Robikin, Sekjen PBNU Helmy Faishal, dan Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am yang diketahui pula dekat dengan Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin.

Sementara itu, Wasekjen PBNU Masduki Baidlowi saat ditelepon tak dapat berkomentar banyak.

"Saya lagi beribadah di Mekkah, dan saya tak tahu apa-apa soal dinamika itu, terutama pernyataan Pak Mahfud," ujarnya saat dihubungi, Rabu (15/8).

CNNIndonesia.com juga masih mencoba mengonfirmasi langsung ke jajaran PKB perihal informasi yang dibocorkan Muhaimin kepada Mahfud itu.

Namun, dalam acara yang sama semalam, Ketua DPP PKB Lukman mengatakan terpilihnya Ma'ruf sebagai cawapres tidak melalui mahar atau negosiasi politik. Saat Cak Imin diundang ke Istana, kata Lukman, Ketum PKB itu hanya menyampaikan tiga hal kepada Presiden Jokowi yakni soal kondisi umat Islam, memerhatikan hasil survei sebagai ukuran rasional hadapi pemilu, dan salat istikharah untuk memilih bakal calon wakil presiden.

Sementara itu, Mahfud menegaskan dirinya sudah mengikhlaskan tak jadi cawapres Jokowi.

"Saya sudah menyatakan sebenarnya bahwa itu realitas politik yang tidak bisa dihindarkan. Saya sudah katakan saya tidak apa-apa," ujar Mahfud dalam blak-blakan dirinya tersebut.

Sebelumnya, Mahfud memang menjadi salah satu dari 10 nama yang masuk dalam bursa cawapres Jokowi. Baik istana maupun Jokowi, tidak pernah secara terang-terangan mengumumkan Mahfud yang terpilih menjadi cawapres di pilpres 2019. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar