Steffy Burase Mengaku Rugi dalam Proyek Aceh Marathon

  • Ahad, 12 Agustus 2018 - 13:35:10 WIB | Di Baca : 1542 Kali


SeRiau - Model asal Manado yang masuk dalam daftar dicekal KPK ke luar negeri akibat kasus dugaan korupsi menjerat Gubernur Aceh nonaktif Irwandi Yusuf, Fenny Steffy Burase, kini mulai angkat bicara soal penundaan Aceh Marathon. Meski hanya berperan sebagai tenaga ahli, Steffy mengaku merugi akibat tertundanya event bertaraf internasional tersebut.

Kerugian yang dialaminya, jelas Steffy, adalah posisinya kini kurang menyenangkan. Dia mengaku harus menampung keluhan para peserta yang sudah membayar biaya keikutsertaan, tiket pesawat ke Aceh, dan memesan hotel, tapi tidak bisa bertanding. 

“Sebenarnya kalau ditanya apakah kami kecewa. Kami sangat kecewa, apalagi saya sejujurnya di sini posisinya berada di tengah. Kegiatan ini bisa dibuktikan bukan omong kosong. Ini adalah proyek rugi buat kami. Tapi karena Pak Gubernur mewanti-wanti bahwa bagaimana Aceh itu bisa terkenal,” ungkap Steffy, saat menggelar jumpa pers di salah satu rumah makan di Banda Aceh, Sabtu (11/8).

Tak hanya itu, Steffy dan timnya mengaku banyak mendapatkan serangan dari peserta. seperti caci maki akibat penundaan. Meski begitu, dia masih bertahan hingga saat ini karena sudah membangun branding dan mempromosikan Aceh jauh sebelumnya. 

“Kalau ditanya soal tidak ada untung kenapa saya mau. Itu semua saya lakukan bersama teman-teman karena hobi, mungkin ada beberapa yang paham dan tidak. Bahwa tidak selamanya kerja itu yang dikejar adalah uang tapi kepuasan. Saat mem-branding Aceh itu tantangan buat kami atau teman-teman atlet lari. Saya memastikan tim saya adalah tim yang sangat luar biasa mereka bekerja professional sehingga tidak main-main dengan kegiatan ini,” imbuhnya. 

Atas dasar itu, Steffy meminta ketegasan Pemerintah Aceh soal nasib lomba lari itu. “Peserta menunggu kabar. Sekali lagi harapan kami kalau itu dibatalkan segera dibatalkan saja setidaknya ada jawaban. Kalau dilaksanakan maka segera laksanakan,” ungkap Steffy. 

Steffy dan pengacaranya Fahri Timur, telah mencoba membangun komunikasi dengan PLT Gubernur Aceh, Nova Iriansyah untuk menanyakan kejelasan event tersebut. Namun hingga saat ini pihaknya belum bertemu lantaran padatnya jadwal kegiatan Nova. 

“Sudah kali keempat kami coba berkomunikasi dengan pak Nova, kami cuma butuh tanggal kepastian. Kalau dibatalkan ya batal, kalau mau dilanjutkan maka secepatnya di kabari,” timpalnya. 

Namun, perempuan yang pernah membintangi video klip Wali Band itu masih berharap Aceh Marathon tetap berlangsung. Pembatalan dianggapnya akan membawa citra jelek untuk pariwisata Aceh.

“Kami tetap menginginkan untuk dilanjutkan daripada distop. Dengan pembatalan ini image Aceh jelek dan saya pribadi saya pastikan tidak ada keuntungan,” tambahnya.

Sementara itu pengacara Steffy, Fahri Timur, mengingatkan Pemerintah Aceh soal potensi masalah hukum yang muncul jika lomba lari itu dibatalkan. Bisa saja para peserta yang sudah mengeluarkan uang banyak menggugat. 

Fahri mencontohkan, peserta asal Amerika Serikat yang telah mendaftar dan membeli tiket ke Indonesia dengan harganya mencapai Rp 30 juta. Atas pembatalan tersebut, ia menilai bisa saja terjadi gugatan hukum ke pemerintah yang dilayangkan peserta atas kerugian mereka.

“Jika jumlah peserta mencapai ini ratusan orang bagaimana. Itulah yang kami harapkan dari pemerintah Aceh, agar event ini dapat terlaksana,” pungkasnya.

Selain itu, Fahri mengatakan,selama melaksanakan branding dan promotion Aceh Marathon, Steffy dan timnya tidak menggunakan uang pemerintah sepeser pun. Semua biaya promosi dilakukan dengan bantuan yang diperoleh dari sponsor.

“Harus digaris bawahi branding dan promotion itu tidak menggunakan uang pemerintah. Seluruhnya itu adalah uang di luar pemerintah. Uang itu kita dapatkan dari sponsor. Karena kreativitas Steffy dan timnya maka muncullah sponsor tersebut,” ujarnya.

 

 

 

 


Sumber kumparan





Berita Terkait

Tulis Komentar