BNPB: Hindari Donasi Susu Formula untuk Bayi Korban Gempa Lombok

  • Ahad, 12 Agustus 2018 - 03:53:04 WIB | Di Baca : 1286 Kali

SeRiau - Bayi dan anak-anak perlu mendapat perlakuan khusus di saat terjadi bencana. Oleh karena itu pemberian bantuan berupa makanan untuk mereka tidak dapat dilakukan sembarangan.

Khusus untuk bayi, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengingatkan untuk menghindari pemberian bantuan berupa susu formula kepada korban gempa Lombok, NTB. Sebab, di pengungsian, tidak siapnya fasilitas penyiapan susu formula malah bisa membahayakan bayi.

"Jangan memberikan bantuan susu formula untuk bayi dan anak untuk korban gempa Lombok. ASI tidak bisa digantikan susu formula. Pemberian susu formula dapat menyebabkan diare, kurang gizi dan risiko kematian bayi karena terbatasnya air bersih dan botol steril di pengungsian," kata Sutopo lewat akun Twitter-nya, Minggu (12/8/2018).

Sebab, sarana untuk penyiapan susu formula, seperti air bersih, alat memasak, botol steril dan lainnya sangat terbatas di pengungsian. Sutopo mengatakan UNICEF dan WHO juga telah mengingatkan bahaya pemberian susu formula di pengungsian. Banyak kasus saat bencana di dunia, pemberian susu formula kepada balita dan anak-anak justru meningkatkan penderita sakit dan kematian.

"Di Indonesia, kasus pascabencana gempa di Bantul Yogyakarta, hendaklah dijadikan pelajaran. Pemberian susu formula kala itu justru meningkatkan terjadinya diare pada anak di bawah usia dua tahun. Di mana ternyata 25 persen dari penderita itu meminum susu formula," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya.

Meski demikian, ada pengecualian, jika ada bayi yang tidak bisa disusui. Bayi tersebut harus diberikan susu formula dan perlengkapan untuk menyiapkan susu tersebut di bawah pengawasan ketat tim dokter. Kondisi kesehatan bayi juga harus tetap dimonitor.

Sutopo mengatakan saat ini belum ada data pasti soal jumlah bayi dan anak-anak dari 387.067 jiwa pengungsi. Tetapi diperkirakan terdapat puluhan ribu jiwa. Data sementara di Kabupaten Lombok Utara terdapat 1.991 jiwa balita berusia nol sampai lima tahun dan 2.641 jiwa anak-anak berusia enam sampai sebelas tahun.

Masyarakat dan semua pihak diimbau untuk memerhatikan jenis bantuan yang diperlukan. Sehingga niat baik untuk membantu tidak justru menimbulkan masalah baru.

"Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenda, selimut, makanan siap saji, beras, MCK portable, air minum, air bersih, tendon air, pakaian, terpal/alas tidur, alat penerang/listrik, layanan kesehatan dan trauma healing," beber Sutopo. (**H) 


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar