Soal Pemilih Islam, Jokowi Dinilai Unggul 1-0 dari Prabowo

  • Sabtu, 11 Agustus 2018 - 21:04:51 WIB | Di Baca : 1222 Kali

SeRiau - Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden telah mendaftarakan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) kemarin. Joko Widodo memilih Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno untuk mendampingi bertarung dalam Pilpres 2019.

Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno mengatakan boleh jadi Jokowi-Ma'ruf mendapat poin lebih ketimbang Prabowo-Sandi ketika fokus pemilih adalah menggaet pemilih Islam. Dalam hal ini, Jokowi-Ma'ruf unggul 1-0 dari Prabowo-Sandiaga.

"Jokowi-Ma'ruf bisa dikatakan punya poin 1-0 (dari Prabowo-Sandi), bahkan bisa 1,5-0. Karena sudah jelas ada sosok Islam tradisional dan memiliki banyak massa," kata Adi kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (11/8).

Ma'ruf, kata Adi, adalah sosok ulama yang sangat dihormati terutama di kalangan Nahdaltul Ulama. Dia juga merupakan Rais Aam yang fatwanya selalu diikuti oleh banyak masyarakat 

"Apalagi Islam NU hampir bisa dipastikan akan memilih Jokowi dan Ma'ruf ketimbang Prabowo-Sandi yang sama-sama dari kubu nasionalis'" terang dia.

Adi menilai Jokowi lebih memilih mementingkan isu agama ketimbang isu ekonomi. Sebab menurut politik di negeri Timur, akar dari segala permasalahan negeri bukanlah ekonomi, melainkan agama.

"Jika kita belajar dari Syria maka banyak konflik agama yang menghancurkan ekonominya. Bisa jadi kehadiran Ma'ruf bisa memperbaiki masalah fundamental negara," terang dia.

Sementara pasangan Prabowo-Sandi di klaim sekadar 'orang dekat' saja dengan kalangan umat Islam. Adi mengakui bakal ada muslim yang memilih Prabowo-Sandi, tapi jumlahnya tidak aka sebanyak Jokowi-Ma'ruf.

"Mungkin pemilih Islam yang akan ke Prabowo-Sandi adalah pemilih PKS dan PAN karena mereka punya banyak loyalis," terang dia.

Tak Mau Kehilahan Identitas Islam

Prabowo-Sandi disebut sangat berupaya untuk menjadi irisan pasangan yang pro Islam. Adi mengatakan hal ini tampak jelas dengan julukan Santri Milenials dan Post Islamisme yang dilekatkan kepada keduanya.

"Mereka ini melakukan identitas seperti ini karena mereka enggak mau kehilangan irisan Islam yang sudah di sapu bersih Jokowi-Ma'ruf," kata Adi.

Selanjutnya mereka terlihat berupaya keras untuk dekat dengan Islam saat Sandiaga mengucapkan kata penutup khas NU. Hal ini bisa saja menarik pemilih muslim bagi Prabowo-Sandi.

"Kan denger saat menyebutkan Wallahul muwaffiq illa aqwamit-thariq, wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Dia juga diaebut taat beribadah dan rajin salat Senin-Kamis," ungkapnya.

Pengamat Politik LIPI, Fachry Ali menambahkan kekuatan Prabowo dan Sandi dalam mendapatkan pemilih muslim imbang. Pasalnya Sandi dibentuk sedemikian rupa untuk menjadi Santri Milenials untuk menguatkan Prabowo.

"Santri milenials itu biasanya highly educated, tumbuh berkembang di wilayah kosmopolitan tapi taat beribadah serta tidak harus menjadi santri," kata Fachry kepada CNNIndonesia.com

Sementara Prabowo adalah sosok yang sangat dekat dengan masa 212 serta 411. Terlebih dewasa ini, Fachry menganggap keinginan umat tak selalu bergantung dengan NU serta Muhammadiyah, melainkan dengan umat yang turun ke jalan.

"Kita ketahui yang turun ke jalan taatnya kepada Rizieq. Sementara Rizieq sangat dekat dengan Prabowo. Mereka pernah saling bertemu di Mekkah," tutup dia.

Dari kedekatan itu bisa jadi para 'muslim kota' turut memilih Prabowo-Sandi. Asalkan, Prabowo-Sandi bisa dengan baik mengelola kedekatannya dengan para ulama tanpa harus mengambil ulama menjadi bagian. 

 

 

 

 

 

 

Sumber  CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar