Dilema Prabowo, antara Logistik AHY dan Pamor Salim Segaf

  • Selasa, 07 Agustus 2018 - 11:57:52 WIB | Di Baca : 1116 Kali




SeRiau - Calon presiden dari kubu oposisi Prabowo Subianto mulai gerah dengan sorotan media terhadap sosok calon wakil presiden yang akan mendampinginya di Pilpres 2019. 

Prabowo sudah mengantongi dua nama cawapres, namun dia minta media memberinya kesempatan untuk berdiskusi dengan mitra koalisi dalam memutuskan nama calon wakil presiden.

"Kita terus mencari yang terbaik. Saya sampaikan ke kawan-kawan tolong lah kasih kesempatan ke saya untuk musyawarah dan mekanisme politik di Indonesia berjalan," ujar Prabowo.

Gerindra sendiri masih merahasiakan dua nama kandidat cawapres Prabowo. Tetapi santer beredar bahwa dua nama kandidat cawapres Prabowo adalah Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri.

Pengamat politik UGM Arie Sujito memprediksi peluang Prabowo memilih Salim Segaf sebagai cawapres lebih besar ketimbang AHY. Ini karena sejak Pilpres 2014 PKS telah 'berlabuh' pada Prabowo.

"Dari 2014 itu yang paling loyal pada Prabowo kan PKS, wajar kalau PKS kemudian ngotot mendorong cawapresnya dari dia. Sementara AHY dari Demokrat termasuk pendatang baru," ujar Arie kepada CNNIndonesia.com.

Selain faktor loyalitas PKS, Arie menyebut sosok Salim yang mewakili kalangan ulama juga jadi pertimbangan Prabowo. Star belakang itu Salim diyakini bisa meraup suara lebih banyak pada masyarakat yang mayoritas beragama Islam. 

Ada konsekuensi politik yang berbeda dari pilihan Prabowo terhadap salah satu antara AHY dan Salim Segaf. Arie menduga sebagian besar suara PKS akan menolak jika Prabowo lebih memilih AHY.

"Belum tentu PKS solid dukung AHY karena PKS sendiri juga tidak satu suara," katanya.

Pendapat berbeda disampaikan pengamat politik LIPI Syamsudin Haris. Menurutnya, Prabowo justru akan memilih AHY ketimbang Salim Segaf. 

Banyak faktor yang membuat mantan prajurit itu lebih berpeluang menjadi cawapres Prabowo. Salah satunya persoalan logistik.

"Feeling saya Prabowo akan memilih AHY karena dukungan finansial," kata Syamsudin.

Beberapa waktu lalu, Prabowo memang sempat diterpa isu kekurangan logistik untuk berlaga di pilpres 2019. Ia bahkan membuka program penggalangan dana melalui media sosial. Dana yang terkumpul itu disebut akan digunakan untuk operasional politik Gerindra.

Syamsudin mengatakan persoalan dana itu tak lagi jadi masalah jika Prabowo memiilih AHY. 

Selain itu, dari sisi elektabilitas AHY juga jauh lebih unggul ketimbang Salim. Apalagi di kalangan pemilih muda. Hanya saja, lanjutnya, latar belakang Prabowo maupun AHY yang sama-sama militer dianggap menjadi kelemahan keduanya. 

"Ya masa dua-duanya mau militer," ucapnya.

Syamsudin meyakini Prabowo saat ini masih terus mengkalkulasi untung rugi sosok cawapres yang akan dipilih agar tak menyakiti antara anggota koalisi. 

Loyalitas PKS atau elektabilitas dan logistik AHY menjadi hal yang dipertimbangkan masak-masak oleh Prabowo.

"Tapi kalau membandingkan dengan Salim saya pikir ya AHY," tegasnya.

Loyalitas PKS dan kekuatan logistik jelas menjadi modal penting bagi Prabowo. 

Logistik akan menjadi pelumas yang dapat menjalankan mesin tim pemenangan. Lewat logistik yang kuat, pilihan strategi kampanye jadi lebih leluasa. 

Di sisi lain, loyalitas PKS bisa mendatangkan perolehan suara yang menjanjikan bagi Prabowo PKS. Ini karena PKS dikenal sebagai partai kader dengan disiplin dan ketaatan yang tak perlu diragukan lagi.

Arie menduga pilihan dilematis yang dihadapi Prabowo saat ini membuat mitra koalisi Gerindra belum mencapai kata sepakat soal cawapres.

 

 

 


Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar