Sampai Pagi Ini, 25 Jemaah Haji Asal RI Meninggal Dunia di Tanah Suci

  • Sabtu, 04 Agustus 2018 - 12:35:47 WIB | Di Baca : 1396 Kali

 

SeRiau – Sampai hari ke-19 sejak kedatangan kali pertama jemaah haji di Tanah Suci, sebanyak 303 kloter atau 121.847 jemaah telah tiba. Demikian informasi dari data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Daerah Kerja Bandara yang diterima Media Center Haji (MCH), Sabtu 4 Agustus 2018 pukul 07.30 WAS.


Sementara jumlah jemaah wafat kini mencapai 25 orang. Adapun rinciannya sebagai berikut:

Madinah:
1. Sukardi Ratmo Diharjo (JKG-1) wafat pada 18 Juli 2018 di Masjid Nabawi (lalu dibawa di Klinik Kesehatan Haji/KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 59;
2. Hadia Daeng Saming (UPG-05) wafat pada 20 Juli 2018 ; di Klinik Bandara AMMA disebabkan cardiac arrest pada usia 73 tahun;
3. Ade Akum Dachyudi (67) asal Kloter JKS-13; wafat pada 23 Juli 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan isheamic heart disease pada usia 67 tahun;
4. Sunarto Sueb Sahad (SOC-15) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (perjalanan) disebabkan cardiovascular disease pada usia 57 tahun;
5. Siti Aminah Rasyip (SOC-05) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) karena acute ischemic heart disease pada usia 57 tahun;
6. Sanusi Musthofa Khafid (SUB-06) wafat pada 25 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan other obstructive pulmonary disease pada usia 73 tahun;
7. Katio Abdul Majid Simanjutak (MES-02) wafat pada 25 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 59 tahun;
8. Machyar Sahromi Muhammad Thaif (JKS-06) wafat pada 26 Juli 2018 di RSAS disebabkan acute myocardial infarokom pada usia 78 tahun;
9. Mohammad Sholeh bin Abu Bakar (SUB-23) wafat pada 27 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 74 tahun;
10. Nordiani Bahrani Kursani (BDJ-03) wafat pada 28 Juli 2018 di  KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 53 tahun;
11. Widodo Karto Semito bin Jimin (JKS-35) wafat pada 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 56 tahun;
12. Abdullah Noor bin Sidik (SOC-13) wafat pada 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan Cardiovascular Disease pada usia 72 tahun;
13. Rasnam Ponidjan (SUB-23) wafat 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 64 tahun;
14. Adang Aliyudin Satibi (JKG-05) wafat 30 Juli 2018 pukul 09.15 disebabkan shock kardiogenic di RS King Fahd Madinah pada usia 61 tahun;
15. Ame Omon Jasan (JKS-31) wafat 30 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 55 tahun;
16. Dadang Abdullah (JKS-003) wafat 31 Juli 2018 pukul 08.41 WAS di RS King Fahd Madinah disebabkan shock hypovolemik pada usia 57 tahun;
17. Daklan Mustopa Kholil (JKS-38) wafat 31 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 58 tahun;
18. Sujatmin Siswo Taruno (SOC-26 ) wafat 1 Agustus 2018 pukul 02.00 WAS di KKHI Madinah disebabkan chronic obstructive pulmonary disease (COPD) pada usia 86 tahun;
19. Budi Riyanti Asmi (PLM-05) wafat 1 Agustus 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan circulatory diseases pada usia 54 tahun;
20. Tohet Kuris Jamil (PLM-03) wafat 2 Agustus 2018 di RSAS (KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 69 tahun.


Mekah:
1. Supriyati Teguh Adam (SOC-5) wafat 29 Juli 2018 pukul 23.30 WAS di KKHI Mekah disebabkan acute pulmonary lung disease pada usia 51 tahun;
2. Zainal Abidin Yusuf (UPG-04) wafat 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan infectious and parasatic diseases pada usia 60 tahun.
3. Supiyah Ngadiman (JKG-11) wafat pada 2 agustus 2018 pkl 16.00 WAS di RSAS An Noor Mekah pada usia 65 tahun;
4. Jamiatun Waridin Suratman (SOC-52) wafat 2 Agustus 2018 pukul 13.30 WAS di Masjidil Haram Mekah pada usia 66 tahun;
5. Jene bin Sanusi Enon (JKS-11) wafat 2 Agustus 2018 pukul 19.25 WAS di RSAS An Noor Mekah pada usia 87 tahun.

Sebelumnya, Pelaksana Bimbingan Haji Kantor Urusan Haji Daerah Kerja Mekah Mohammad Adnan mengatakan, ada sejumlah syarat bagi jemaah yang akan dibadalhajikan yakni, meninggal setelah masuk asrama haji embarkasi, meninggal dalam perjalanan menuju Arab Saudi, meninggal di Arab Saudi sebelum wukuf, pasien dalam perawatan di Rumah Sakit Arab Saudi.

"Harus ada penilaian medis bahwa pasien tidak bisa di-safariwukuf-kan (diboyong untuk wukuf di Arafah)," ujar pria yang sudah 8 kali menjadi petugas badal haji ini.

Adnan juga menyebut yang dibadalhajikan bisa seorang calon jemaah yang mengalami gangguan jiwa berdasarkan surat keterangan dari dokter. Sekadar informasi biaya yang ditanggung negara untuk badal haji per petugas, adalah 1500 Reyal Saudi (Rp 6.000.000/kurs Rp4.000 per 1 reyal) setelah dipotong pajak. 

 

 

 

 

 

Sumber VIVA.CO





Berita Terkait

Tulis Komentar