AS bantah isu bakal serang Iran

  • Ahad, 29 Juli 2018 - 20:54:12 WIB | Di Baca : 1153 Kali

SeRiau - Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis mengatakan kabar tentang rencana AS untuk menyerang Iran adalah "fiksi".

Seperti yang diberitakan sebelumnya, seorang pejabat senior Australia yang anonim mengatakan kepada media ABC bahwa pemerintahan Perdana Menteri Malcolm Turnbull memperkirakan, Amerika Serikat tengah bersiap menyerang fasilitas nuklir Iran.

Kemungkinan serangan bisa dilakukan secepatnya bulan depan, dan Australia diperkirakan akan dimintai bantuan untuk menentukan sasaran yang akan dibom.

Merespons kabar tersebut, Mattis menyangkal adanya rencana semacam itu.

"Saya tak tahu dari mana para media beritaAustralia mendapat sumber informasi semacam itu," kata Mattis pada Jumat 27 Juli seperti dikutip dari ABC.net.au, Minggu (29/7).

"Saya yakin bahwa hal itu (rencana AS akan menyerang Iran) bukan sesuatu yang tengah dipertimbangkan untuk saat ini. Dan saya yakin, hal itu sepenuhnya fiksi."

Senada menegaskan, Perdana Menteri Malcolm Turnbull hari Jumat 27 Juli 2018 mengatakan bahwa dia tidak merasa bahwa Amerika Serikat sedang mempersiapkan diri bagi konfrontrasi militer.

"Presiden Trump telah membuat sikap yang jelas (terkait Iran) kepada dunia, tapi cerita itu (rencana AS akan menyerang Iran) ... muncul tanpa ada konsultasi dengan saya, dengan Menteri Luar Negeri Australia, Menteri Pertahanan Australia, dan Kepala Staf Militer Australia," kata Turnbull menyangsikan laporan tersebut.

Keterangan yang disampaikan oleh seorang pejabat senior anonim Australia itu muncul di tengah semakin meningkatnya perang kata antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

Keterangan yang diperoleh ABC menyebutkan bahwa fasilitas pertahanan Australia yang dirahasiakan tempatnya akan memainkan peran menentukan target sasaran di Iran.

Pihak lain yang juga dilibatkan adalah dinas intelejen Inggris.

Narasumber yang anonim itu menekankan adanya perbedaan besar antara memberikan data intelejen akurat dan analisa mengenai fasilitas Iran dengan keterlibatan dalam proses penyerangan.

"Membantu membangun informasi yang tepat sangat berbeda dengan berpartisipasi dalam serangan." kata sumber tersebut.

"Memberikan data intelejen dan memahami apa yang terjadi di lapangan dilakukan sehingga pemerintah dan pemerintah negara sekutu lainya betul-betul mengetahui saat mengambil keputusan. Itu berbedea dengan ikut melakukan serangan."

Fasilitas pertahanan Australia yang sangat dirahasiakan, Pine Gap di Northern Territory, dianggap sangat penting di kalangan mitra intelejen "Five Eyes" --AS, Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru-- dalam peran mengarahkan satelit mata-mata Amerika Serikat.

Para analis dari Organisasi bernama Australian Geospatial-Intelligence Organisation --yang tidak banyak diketahui keberadaannya-- juga diperkirakan akan memainkan peranan.

Sementara beberapa kalangan di dalam pemerintahan PM Turnbull yakin bahwa Trump sedang mempersiapkan kekuatan militer terhadap Iran, yang lain melihat hal tersebut hanyalah sebuah ancaman belaka.

Ini disebabkan karena konflik dengan Iran akan menghasilkan respons yang tidak bisa diduga di Timur Tengah.

Bila ada serangan, Kanada besar kemungkinan tidak akan berperan dalam aksi militer ke Iran, demikian juga dengan Selandia Baru. (**H)


Sumber: Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar