Dituding Korupsi, Fahri Hamzah Gagal Interogasi Nazaruddin

  • Sabtu, 28 Juli 2018 - 20:33:01 WIB | Di Baca : 1187 Kali


SeRiau - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah bersama beberapa anggota parlemen lainnya menyambangi Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/7). Dalam kesempatan itu, Fahri sempat hendak menemui salah satu warga binaan, Muhammad Nazaruddin, tetapi gagal.

"Tadi ke tempatnya Pak Novanto, ke tempatnya Jero Wacik, ke tempatnya Nazar (Muhammad Nazaruddin) tapi dikunci. Saya mau interogasi Nazar tadi," kata Fahri.

Fahri mengaku memang berniat bertandang ke sel Nazaruddin. Sebab Nazaruddin dalam persidangan kasus korupsi proyek e-KTP beberapa waktu lalu sempat melontarkan pernyataan akan mengungkap dugaan korupsi Fahri saat masih duduk di komisi yang membawahi bidang hukum."Mau nanya apa yang dia pikirkan selama ini dan sebagainya. Saya ingin mendalami," ucapnya.

Nazaruddin yang merupakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat sempat menyatakan bakal membongkar dugaan korupsi Fahri, ketika menjadi saksi dalam sidang Setya Novanto, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, 19 Februari 2018 lalu.

Nazaruddin mengatakan memiliki bukti dugaan korupsi yang dilakukan Fahri Hamzah, ketika masih duduk sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR.

Nazaruddin mengaku akan segera menyerahkan berkas-berkas terkait dugaan korupsi Fahri tersebut kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Insya Allah, bukti yang serahkan ini cukup untuk membuat Fahri jadi tersangka," kata Nazaruddin saat itu.

KPK Intervensi Pembongkaran Saung

Dalam kunjungannya ke Lapas Sukamiskin, Fahri juga melontarkan kritik terhadap pemikiran yang menganggap narapidana koruptor harus hidup ala kadarnya di penjara. Menurut dia wajar jika ada narapidana memperbaiki fasilitas tersedia di lapas tua itu karena termakan usia.

"Lapas sudah berusia seratus tahun kalau ganti dari kloset jongkok ke duduk masa hari ini enggak boleh?" kata Fahri.

Selama kurang lebih empat jam, Fahri beserta rombongan anggota Komisi III DPR meninjau langsung ke lapas Klas I tersebut pada Sabtu (28/7). Politikus PKS itu menilai wajar apabila kondisi lapas saat ini memerlukan perbaikan.

Fahri menuding KPK melakukan intervensi pascaoperasi tangkap tangan yang dilakukan terhadap Kepala Lapas Sukamiskin Wahid Husen beberapa waktu lalu. Dalam OTT itu KPK membongkar dugaan praktik jual beli fasilitas mewah dan izin luar biasa bagi napi keluar masuk lapas.

Buntut kasus tersebut, terungkap kalau Lapas Sukamiskin juga memiliki saung mewah yang ditengarai menjadi tempat 'pesta' segelintir napi. Saung-saung itu kemudian dibongkar pihak lapas tengah pekan lalu.

Menurut Fahri KPK sudah terlalu jauh mengintervensi Lapas Sukamiskin yang ia nilai memiliki pola pembinaan paling baik se-Indonesia.

"Jangan KPK mengintervensi terlalu jauh apa yang sudah baik yang dibangun di Sukamiskin ini. Sebagai pola pembinaan yang paling baik yang ada di Indonesia," ujarnya.

Disinggung soal keberadaan fasilitas seperti kulkas, AC, dan perabotan lainnya, Fahri menjelaskan bahwa barang tersebut dibutuhkan sejumlah narapidana.

"Kulkas itu karena ada orang yang punya obat. Kalau dia enggak minum obat nanti dia mati. Memang kalau di luar sana inginnya koruptor mati saja," kata dia.

Fahri juga menyayangkan saung yang dibongkar oleh Kemenkumham beberapa waktu lalu. Menurut dia, keberadaan saung sudah tepat.

"Saung tadinya lapangan kosong tempat menyambut keluarga malah hilang (karena dibongkar). Tadinya itu bagus atas inisiatif bersama-sama. Tapi tiba-tiba kemudian itu disuruh dibongkar. Saya tadi lihat keluarga terima tamu di karpet-karpet di lorong lorong," katanya. 

 


Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar