Kelabui Petugas, Bandar Sabu Pasang Logo BNN di Depan Pintu Rumah

  • Kamis, 26 Juli 2018 - 05:46:09 WIB | Di Baca : 1489 Kali

SeRiau - Ada saja cara pengedar sabu, mengelabui tetangga dan petugas saat rumahnya digerebek. Pintu rumah terduga pengedar sabu di Jalan KH Samanhudi, Gang Ogok, Samarinda, Kalimantan Timur, dilabelin logo BNN. Petugas BNN sempat dibikin kaget, sekaligus miris.

Penggerebekan dilakukan Selasa (24/7) sore kemarin, sekira pukul 15.00 WITA. Sebelumnya di hari yang sama, petugas BNN lebih dulu menangkap Hendra Sapoli. Warga Jalan Cendana Samarinda itu, ditangkap di jalanan, sambil membawa 5,80 gram sabu.

"Sabu itu hendak diantar kepada pemesan, anggota BNN yang melakukan penyamaran atau undercover," kata Kabid Pemberantasan BNN Provinsi Kalimantan Timur AKBP Halomoan Tampubolon, di kantornya, Rabu (25/7) sore.

Dari interogasi, pengembangan mengarah kepada pemasok sabu yang dibawa Hendra. Pemasok itu, tak lain adalah pamannya sendiri. "Dia (Hendra Sapoli) menyebut salah satu rumah di Jalan Damanhuri," ujar Tampubolon.

"Kita ke sana, tapi target sudah kabur. Karena memang dalam perjalanan, Hendra ini selalu mengulur-ulur waktu. Karena yang kabur itu, adalah pamannya," tambah Tampubolon.

Namun demikian, ada yang menarik saat mendatangi rumah paman dari Hendra. Melihat logo BNN di pintu rumah, yang menjadi sasaran penggerebekan, membuat petugas sempat bertanya-tanya. Namun dipastikan, itu hanya sekadar logo, dan pria terduga pengedar itu, bukan oknum petugas manapun.

"Miris, tertera logo BNN. Kami tidak tahu maksudnya apa. Apakah itu untuk menutup-nutupi, atau apa," ungkap Tampubolon.

"Bisa saja pelaku narkoba itu memakai seragam BNN nantinya. Jangankan rumah pengedar narkoba ditempeli logo BNN, oknum petugas pun pasti kami tindak," tegas Tampubolon.

Hendra sendiri, berperan sebagai kurir untuk mengantar sabu kepada petugas BNN yang menyamar. Kini dia meringkuk di penjara BNN Kalimantan Timur di Jalan Rapak Indah, Samarinda.

"Sabu 5,80 gram itu dikemas dalam bungkus teh kemasan. Bagi jaringan pengedar, kemasan bungkus teh atau rokok itu jadi penanda masing-masing jaringan," demikian Tampubolon. (**H)


Sumber: Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar