Indonesia Termsuk Negara Buruk yang Tangani Kasus Perdagangan Manusia

  • Rabu, 25 Juli 2018 - 21:00:10 WIB | Di Baca : 1169 Kali

SeRiau - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat merilis hasil kajian tahunan yang membahas isu perdagangan manusia di dunia. Rilis itu mengkaji tentang negara yang diklaim oleh AS memiliki aktivitas perdagangan manusia terburuk di mancanegara.

Rilis tahunan itu bernama 'Trafficking in Persons Report (TIP) 2018, US State Department'. Sejumlah negara yang masuk dalam kategori kualitas terburuk menurut rilis tersebut meliputi China, Rusia, Suriah, Iran dan Myanmar. Demikian seperti dikutip dari CNN, Rabu (24/7).

Kemlu AS mengklaim TIP sebagai 'laporan paling komprehensif mengenai upaya yang dilakukan pemerintah berbagai negara terkait isu anti-perdagangan manusia'.

Di Tier 1 atau tingkatan pertama merupakan kategori negara yang memiliki upaya terbaik untuk menghapuskan perdagangan manusia. Sedangkan Tier 3 merupakan yang terburuk.

Menurut laporan itu, jika sejumlah negara di Tier 3 terus memaksimalkan upaya penghapusan perdagangan manusia, mereka layak untuk naik ke tingkatan yang lebih tinggi, yakni ke 'Tier 2 Watch List', Tier 2, hingga ke Tier 1.

Sebaliknya, jika sejumlah negara di Tier 1 mengendurkan upaya penghapusan perdagangan manusia --dan diikuti peningkatan kuantitas kasus kejahatan itu, maka status mereka akan turun ke level yang lebih rendah.

Sementara itu, ada sejumlah kategori khusus, yakni 'Tier 2 Watch List' dan 'Special Case'.

'Tier 2 Watch List' digunakan untuk memperingatkan negara yang telah berada di Tier 2 selama bertahun-tahun, namun tidak melakukan upaya yang cukup maksimal dalam rangka penghapusan perdagangan manusia.

Jika dalam waktu dua tahun sebuah negara masih menyandang status 'Tier 2 Watch List', maka yang bersangkutan akan diturunkan ke level Tier 3.

Menurut laporan TIP, negara-negara yang masuk dalam Tier 3 "tidak memenuhi ketentuan standar minimum maupun melakukan upaya yang signifikan untuk menghapuskan fenomena perdagangan manusia. Maka, negara itu yang semula berada di Tier 2, diturunkan menjadi Tier 3, tingkatan terendah."

Myanmar turun dari posisinya di 'Tier 2 Watch List' ke Tier 3 menyusul tragedi kemanusiaan etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine, yang pecah pada Agustus 2017 lalu.

Berdasarkan laporan TIP 2018, negara yang masuk dalam Tier 3 dituduh terlibat dalam aktivitas seputar perdagangan manusia dan perbudakan modern. Aktivitas itu meliputi, jual-beli manusia (anak, perempuan, dan laki-laki), tenaga kerja paksa, perdagangan dan eksploitasi manusia untuk kepentingan seksual, serta sistem kerja paksa yang disponsori pemerintah.

Beberapa negara dipuji karena mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan penanganan kasus perdagangan manusia pada tahun 2018, termasuk Jepang dan Bahrain, dua dari enam negara yang naik dari Tier 2 ke Tier 1 dalam TIP 2018.

Indonesia Stagnan

Di sisi lain, Indonesia masuk dalam kategori Tier 2 menurut TIP 2018. Posisi RI mengalami stagnasi sejak 2010.

"Pemerintah Indonesia belum memenuhi standar minimum upaya penghapusan trafficking. Namun, mereka melakukan langkah yang signifikan," jelas laporan yang ditulis oleh TIP 2018 tentang hasil kajiannya mengenai Indonesia.

"Mereka menunjukkan langkah nyata dibanding tahun sebelumnya, dengan mempidanakan sejumlah pelaku perdagangan manusia, pengembangan SDM sistem peradilan pidana yang menangani kasus tersebut, peningkatan kesadaran dan pemberdayaan komunitas, serta membentuk skema dan mekanisme prosedur identifikasi korban," tambah laporan tersebut.

Laporan itu juga mengapresiasi upaya Kepolisian RI dalam membentuk Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Manusia 2015 - 2019.

TIP 2018 juga secara khusus mengapresiasi perempuan Indonesia, Maizidah Salas atas kegiatannya dalam memberdayakan korban perdagangan manusia serta para pekerja migran guna mencegah mereka untuk terjerumus menjadi korban.

"Salas telah menjadi pendukung setia korban perdagangan manusia dan keluarga mereka; meningkatkan pentingnya perlindungan, pemenuhan hak dan menawarkan layanan yang dibutuhkan kepada para korban," tulis TIP 2018.

"Dia juga telah meningkatkan kesadaran di kalangan orang Indonesia tentang perdagangan manusia melalui banyak kampanye penjangkauan publik, termasuk melalui perannya merilis film anti-perdagangan," lanjut laporan tersebut. (**H)


Sumber: Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar