Rupiah-Berbalik Melemah, Kini Tembus Rp14.546 Dolar AS

  • Selasa, 24 Juli 2018 - 09:54:38 WIB | Di Baca : 1372 Kali


SeRiau - Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp14.546 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot hari ini, Selasa (24/7). Posisi ini melemah 73 poin atau 0,5 persen dari penutupan perdagangan kemarin, Senin (23/7).

Di kawasan Asia, mayoritas mata uang melemah terhadap dolar AS. Mulai dari won Korea Selatan melemah 0,5 persen, renmimbi China minus 0,17 persen, baht Thailand minus 0,15 persen, dolar Singapura minus 0,09 persen, dan peso Filipina minus 0,06 persen. Hanya dolar Hong Kong dan yen Jepang yang menguat dari dolar AS, masing-masing 0,02 persen dan 0,13 persen. 

Sedangkan mata uang negara maju bergerak variasi. Dolar Australia melemah 0,06 persen, franc Swiss minus 0,06 persen, dolar Kanada minus 0,02 persen, dan poundsterling Inggris minus 0,01 persen. Namun, euro Eropa dan rubel Rusia menguat 0,01 persen dan 0,34 persen dari dolar AS. 

Ibrahim, Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka mengatakan rupiah berbalik melemah karena tidak ada sentimen positif dari internal dan justru terdampak sentimen eksternal. 

"Belakangan pergerakan rupiah sangat berfluktuasi, kadang di awal pekan menguat, tapi beberapa hari kemudian melemah kembali. Kondisi global membuat rupiah mudah naik turun, meski dari internal baik-baik saja," katanya kepada CNNIndonesia.com. 

Menurutnya, ada beberapa sentimen yang perlu diwaspadai dampaknya terhadap pelemahan rupiah lebih lanjut. Pertama, perselisihan antara AS-Iran yang kian memanas setelah Trump kembali melemparkan cuitan ancaman kepada Iran. Ancaman balik Trump tersebut bisa menguatkan dolar AS kembali. 

Kedua, devaluasi mata uang China. Menurutnya, bila People's Bank of China, bank sentral Negeri Tirai Bambu itu benar-benar menyatakan kebijakan devaluasi, maka dampaknya justru bisa melemahkan dolar AS. 

"Bila devaluasi benar dilakukan, itu yang ditakutkan, karena kebijakan perang dagang AS jadi tidak efektif," terangnya. 

Terlebih, China juga telah memberikan perlawanan lain kepada Trump, mulai dari menghentikan pembelian obligasi pemerintah AS hingga memberikan tarif balasan atas produk-produk impor dari AS. 

Ketiga, rencana kenaikan bunga acuan The Fed yang tetap akan sesuai ekspektasi pasar pada September mendatang. 

 

 


Sumber CNN Indonesia 





Berita Terkait

Tulis Komentar