Malang Digoyang Gempa

  • Jumat, 20 Juli 2018 - 00:06:25 WIB | Di Baca : 1465 Kali

SeRiau - Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,5 skala richter yang mengguncang wilayah Kabupaten Malang dan sekitarnya di Jawa Timur pada Kamis malam, 19 Juli 2018, membuat warga setempat panik. Sebagian besar warga panik karena guncangan gempa terjadi hingga lima kali dalam rentang waktu lebih tiga puluh menit.

Yuni, seorang warga Kota Malang, mengaku kaget saat merasakan goyangan gempa yang kedua. Saat itu ia bersama dua rekannya yang sedang berada di kantor menunggu waktu pulang.

"Pertama itu teman saya merasakan gempa; bilang kalau ada gempa, tapi saya tidak merasakan. Tapi guncangan yang kedua saya terasa. Saat itu saya duduk, saya kira kursi saya ada yang menggerakkan, ternyata gempa," kata Yuni.

Karena gempa dirasakan sebanyak dua kali, Yuni dan dua rekannya lantas berdiri melihat situasi di sekitar kantor. Ketiganya pun kalang kabut namun beruntung gempa susulan tidak terjadi lagi.

Sedangkan Naimah Alami, warga lain di Kota Malang, mengaku merasakan gempa saat melihat siarang televisi di rumahnya. Saat itu ia melihat layar televisi yang bergetar, kaca jendela juga bergetar, ia baru menyadari bahwa sedang gempa.

"Tahunya karena televisi goyang-goyang, terus lihat kaca jendela juga goyang. Kita serumah sempat keluar rumah, beberapa tetangga juga merasakan," kata Naimah.

Gempa-gempa susulan

Pusat gempa itu terletak pada koordinat 9,8 lintang selatan dan 112,72 bujur timur atau berlokasi di laut pada jarak 184 kilometer arah selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada kedalaman 46 kilometer.

Berdasarkan pemutakhiran data BMKG hingga pukul 19.52 WIB, tercatat lima guncangan gempa setelah gempa pertama pada 19.23 WIB. Gempa-gempa susulan itu didahului foreshock sebanyak dua kejadian.

BMKG menyatakan, gempa di selatan Jawa Timur itu tampak berkedalaman dangkal dan akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa itu dibangkitkan dengan mekanisme pergerakan sumber jenis sesar naik (thrust fault).

"Hasil monitoring BMKG telah menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) sebanyak 5 kejadian dan didahului dengan foreshock sebanyak 2 kejadian," ujar Musripan, Kepala BMKG Karangkates Malang.

Musripan mengatakan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami. "Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Musripan. (**H)


Sumber: VIVA





Berita Terkait

Tulis Komentar